When you’re in love you never really know whether your elation comes from the qualities of the one you love, or if it attributes them to her; whether the light which surrounds her like a halo comes from you, from her, or from the meeting of your sparks. ~Natalie Clifford Barney
Ini hanya sebuah catatan hidup saya
Dalam sebuah kertas lusuh yang biasa saya gunakan untuk mencatat hutang
Tak perlu kalian tanya isinya hutang apa saja
Yang pasti ada hutang pulsa di dalamnya
Hutang nasi di warteg dekat kampus
Hutang membeli bahan-bahan melukis
Melukis ?
Hah, apa kau melukis?
Itu kata temanku, tempo hari lalu
Ya, kenapa ?
Bisa ?
Begitu katanya.
Ya, biarpun tidak bagus tapi aku puas dengan hasil jerih payahku.
Konyol kau.
Begitu lagi kata temanku.
Biarlah. Kau tidak tahu apa yang sedang aku lakukan
Lebih baik kau diam saja.
Begitu kataku.
Temanku tertawa terkekeh - kekeh.
Kawan, begini akan kuceritakan mengapa aku melukis.
Tentu kau jangan menertawaiku dulu.
Aku pria yang berlatar belakang ekonomi.
Boro-boro menyentuhkan tangan di atas kanvas
Memegang kuas apalagi menggoreskan cat warna saja aku tidak bisa.
Aku hanya pandai memainkan mataku untuk melihat catatan angka-angka
yang 'njelimet', menggenggam kalkulator, melihat perkembangan saham di negeri ini.
Itulah kerjaanku sebagai mahasiswa ekonomi.
Dan aku sangat tidak seni ataupun hal-hal yang bersifat menyeni.
Gak ngerti gue !
Oke, saya akan mulai dengan cerita hidup saya.
8 tahun yang lalu saat saya masih mengenyam pendidikan strata satu ekonomi
saya dihinggapi rasa takut.
Ini bukan tentang kuliah, kawan.
Kuliahku lancar-lancar saja, syukur.
Ini tentang cinta.
Hei, jangan ketawa dulu !
Dengerin gue....
Biar lebih akrab, saya menamakan diri saya 'gue' saja.
tak apa kan ?
"Gue adalah pemuda yang biasa saja.
Muka ga jelek, juga ga cakep-cakep amet
Gue juga modis dalam berpenampilan, biasa malah standar tapi ga sestandar motor gue loh haha maklum motor bebek yang sudah menerjang banjir lebih dari 10 kali sudah seperti rempeyek kacang.
Gue gak hobi jalan-jalan ke mal, tapi gue suka nongkrong sama temen-temen gue sekedar ngopi, atau bahas perekonomian di negeri ini.
Yah, walaupun gue gini tapi keingintahuan gue terhadap ekonomi dan bisnis sangat kuat hehe
Oke, satu lagi yang gue pengen bilang
gue gak bergelimang harta
dan gue paling anti minta sama ortu gue. Karena gue anak cowok, pemuda.
Gitulah gengsi dikit sebagai pria hihi malu.
Gue, pria normal.
artinya...gue saat itu lagi jatuh cintrong sama seorang wanita
uhuuuy
Tapi, ada tapinya nih..
Itu wanita 'tinggi' banget dan gue sangat takut mendekatinya.
Berasa ga pas bangetlah gue jadi pacar dia saat itu.
Dan, saat itu benar-benar cuma wanita itu yang jadi idaman gue selama gue kuliah.
Gue yang mungkin bisa dibilang oleh orang-orang, "Lo sama dia? Buset ga pantes banget cuy. Dia taraf tinggi. Dan sholeha.."
"What? gue ga pantes gitu?"
"Iya sih..hmm.."
Seiring waktu gue kuliah akhirnya karena gue udah ga tahan pengen ngungkapin rasa yang gue miliki ke dia, akhirnya....."
Ya, cukup waktu 4 tahun saja saya berstatus sebagai pacarnya, dan kalian tahu, saat ini wanita itu telah menjadi ibu terbaik untuk anak saya yang baru beberapa hari yang lalu datang ke dunia ini lewat rahimnya.
Dan saya, yang menurut orang-orang tidak pantas menjadi pendamping hidup wanita itu kini telah sah menjadi imamnya.
Saya yang saat itu mempunyai keyakinan bahwa saya serius dengannya, dan saya sebagai pemuda berniat ingin melindunginya seumur hidup wanita itu, sudah tercapai niat luhur saya.
Kawan, jangan pernah merendahkan diri anda sendiri, bahwa anda tidak mampu. Apalagi sebagai pria. Yang nantinya akan menjadi imam bagi istri anda. Percayalah, Tuhan itu Maha Adil.
Saya yang sangat biasa, mendapatkan wanita yang luar biasa.
Dalam sebuah kertas lusuh yang biasa saya gunakan untuk mencatat hutang
Tak perlu kalian tanya isinya hutang apa saja
Yang pasti ada hutang pulsa di dalamnya
Hutang nasi di warteg dekat kampus
Hutang membeli bahan-bahan melukis
Melukis ?
Hah, apa kau melukis?
Itu kata temanku, tempo hari lalu
Ya, kenapa ?
Bisa ?
Begitu katanya.
Ya, biarpun tidak bagus tapi aku puas dengan hasil jerih payahku.
Konyol kau.
Begitu lagi kata temanku.
Biarlah. Kau tidak tahu apa yang sedang aku lakukan
Lebih baik kau diam saja.
Begitu kataku.
Temanku tertawa terkekeh - kekeh.
Kawan, begini akan kuceritakan mengapa aku melukis.
Tentu kau jangan menertawaiku dulu.
Aku pria yang berlatar belakang ekonomi.
Boro-boro menyentuhkan tangan di atas kanvas
Memegang kuas apalagi menggoreskan cat warna saja aku tidak bisa.
Aku hanya pandai memainkan mataku untuk melihat catatan angka-angka
yang 'njelimet', menggenggam kalkulator, melihat perkembangan saham di negeri ini.
Itulah kerjaanku sebagai mahasiswa ekonomi.
Dan aku sangat tidak seni ataupun hal-hal yang bersifat menyeni.
Gak ngerti gue !
Oke, saya akan mulai dengan cerita hidup saya.
8 tahun yang lalu saat saya masih mengenyam pendidikan strata satu ekonomi
saya dihinggapi rasa takut.
Ini bukan tentang kuliah, kawan.
Kuliahku lancar-lancar saja, syukur.
Ini tentang cinta.
Hei, jangan ketawa dulu !
Dengerin gue....
Biar lebih akrab, saya menamakan diri saya 'gue' saja.
tak apa kan ?
"Gue adalah pemuda yang biasa saja.
Muka ga jelek, juga ga cakep-cakep amet
Gue juga modis dalam berpenampilan, biasa malah standar tapi ga sestandar motor gue loh haha maklum motor bebek yang sudah menerjang banjir lebih dari 10 kali sudah seperti rempeyek kacang.
Gue gak hobi jalan-jalan ke mal, tapi gue suka nongkrong sama temen-temen gue sekedar ngopi, atau bahas perekonomian di negeri ini.
Yah, walaupun gue gini tapi keingintahuan gue terhadap ekonomi dan bisnis sangat kuat hehe
Oke, satu lagi yang gue pengen bilang
gue gak bergelimang harta
dan gue paling anti minta sama ortu gue. Karena gue anak cowok, pemuda.
Gitulah gengsi dikit sebagai pria hihi malu.
Gue, pria normal.
artinya...gue saat itu lagi jatuh cintrong sama seorang wanita
uhuuuy
Tapi, ada tapinya nih..
Itu wanita 'tinggi' banget dan gue sangat takut mendekatinya.
Berasa ga pas bangetlah gue jadi pacar dia saat itu.
Dan, saat itu benar-benar cuma wanita itu yang jadi idaman gue selama gue kuliah.
Gue yang mungkin bisa dibilang oleh orang-orang, "Lo sama dia? Buset ga pantes banget cuy. Dia taraf tinggi. Dan sholeha.."
"What? gue ga pantes gitu?"
"Iya sih..hmm.."
Seiring waktu gue kuliah akhirnya karena gue udah ga tahan pengen ngungkapin rasa yang gue miliki ke dia, akhirnya....."
Ya, cukup waktu 4 tahun saja saya berstatus sebagai pacarnya, dan kalian tahu, saat ini wanita itu telah menjadi ibu terbaik untuk anak saya yang baru beberapa hari yang lalu datang ke dunia ini lewat rahimnya.
Dan saya, yang menurut orang-orang tidak pantas menjadi pendamping hidup wanita itu kini telah sah menjadi imamnya.
Saya yang saat itu mempunyai keyakinan bahwa saya serius dengannya, dan saya sebagai pemuda berniat ingin melindunginya seumur hidup wanita itu, sudah tercapai niat luhur saya.
Kawan, jangan pernah merendahkan diri anda sendiri, bahwa anda tidak mampu. Apalagi sebagai pria. Yang nantinya akan menjadi imam bagi istri anda. Percayalah, Tuhan itu Maha Adil.
Saya yang sangat biasa, mendapatkan wanita yang luar biasa.
No comments:
Post a Comment