Monday, April 11, 2016

Sebelum Bersatu Dengannya, Jadilah Jomblo yang Berkualitas

(Sketsa wajahku ini adalah karya dari salah satu mahasiswaku di Jurusan Teknik Mesin FT UMJ, 
yakni Taufik Maulana)

Tentu, semua manusia, termasuk aku, kamu, dan mereka ingin memiliki pasangan hidup. Jika ada yang pernah berkata kepada kita, "Ayo kapan nikah? Udah punya calon belum?Keburu tua nanti...". Memang, kalimat sederhana itu akan sangat mengena di hati bagi orang-orang yang belum memiliki pasangan hidup atau bahkan yang belum memiliki calon pasangan hidup. Dulu, aku pernah sangat sensitif dengan kalimat tersebut. Pastinya sedih. Tapi, semakin ke sini, aku berusaha menjadikan kalimat itu sebagai motivasi eksternalku untuk terus memperbaiki diri, mental, dan pribadiku sebagai seorang manusia. 

Bagi sebagian orang, menjadi jomblo adalah sebuah 'kekurangan'. Bagi sebagian lainnya, menjadi jomblo adalah sebuah 'kelebihan'. Berada di kategori manakah kita? Jika hari ini kita masih jomblo dan menganggapnya sebagai sebuah 'kelebihan', maka sungguh bahagialah hati dan hidup kita. Mengapa bahagia? Karena kita berhasil memaknai bentuk cara Tuhan menyelamatkan hati dan diri kita dengan keikhlasan pikiran dan hati. Tidak semua orang mampu melakukan hal ini. 

Sebelum bersatu dengannya, jadilah jomblo yang berkualitas. Caranya bagaimana? 

Tiap orang pasti memiliki impian hidup yang berbeda. Tapi, tentu impian itu haruslah dilakukan di jalan kebaikan demi mencari ridho Ilahi. Jika impian hidup hanya untuk mencari kepuasan lahiriah semata, maka ketika impian itu tidak atau belum juga tercapai akan dapat mencipta rasa menyerah yang luar biasa pada diri kita. Tulislah impian hidup kita di dalam hati dan ikhlaskan itu pada-Nya. Selama proses meraih impian hidup itu, teruslah bergerak menjadi jomblo yang berkualitas. Definisi berkualitas yang seperti apa? yang bagaimana? Berkualitas berarti diri kita memiliki nilai positif dan hanya orang-orang yang berkualitas juga yang mampu melihat itu dari diri kita. Artinya apa? Dianggap berkualitas atau tidaknya diri kita melalui pandangan orang lain. Tiap orang memiliki standar kualitas diri orang lain tergantung dari pola pandangnya. Orang-orang yang mampu melihat kualitas diri orang lain melalui hatinya, mereka itulah orang-orang yang juga berkualitas. Sementara, orang-orang yang hanya melihat kualitas diri orang lain melalui mata fisik dan persepsi pikiran saja, tanpa menggunakan hati, mereka bukanlah tidak berkualitas, hanya saja mereka belum mampu untuk menemukan sisi-sisi indah dalam diri orang lain melalui hati kecil mereka. 

Lalu, bagaimana cara menjadi jomblo yang berkualitas? 

Tentu dengan meyakinkan diri kita sendiri dulu apa yang hendak kita raih hari ini. Ceritakan pada Tuhan semua impian hidup kita dan ikhlaskan semua itu pada-Nya.

Pertama, yang harus kita lakukan, ialah mendekati Tuhan. Dekati Tuhan Sang Maha Pemilik Cinta dengan hati yang ikhlas. Utarakan, impian kita tentang pasangan hidup kita. Lantas, tanyakan pada-Nya apakah kita pantas memeroleh pasangan hidup seperti yang kita impikan? Mintalah terus petunjuk-Nya. Jangan pernah lelah melakukan hal itu, karena Tuhan tak akan pernah bosan bila kita terus mendekati-Nya. 

Kedua, teruslah menjadi baik. Semua orang terlahir dalam kebaikan. Semua orang pada dasarnya adalah baik. Tapi, tidak semua orang mampu mempertahankan sikap baiknya itu kepada orang lain. 

Ketiga, jangan pernah lelah untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu, pengetahuan, dan wawasan. Caranya, perbanyaklah teman dari banyak generasi agar pemikiran kita tidak 'close-minded' dan 'over open-minded'. Dengan memiliki banyak teman dari banyak generasi kita dapat belajar untuk menelaah sejauh mana kemampuan diri kita, baik dari sisi kelebihan dan kekurangan kita. Dengan memiliki banyak teman dari banyak generasi, kita memiliki 'rem' yang mampu membantu proses kedewasaan diri kita. 

Keempat, berbagi rezekilah kita sedari muda. Sebagai manusia, kita tercipta sebagai makhluk Tuhan dan sebagai makhluk sosial. Dengan berbagi rezeki, kita sekaligus menjalankan kedua peran kita tersebut sebagai manusia. Mulailah untuk berbagi kepada mereka yang lebih membutuhkan dari kita. Mulailah untuk berbagi sedikit kebahagiaan hidup yang kita miliki dengan mereka. Mulailah berbagi dan jangan pernah kita umbar di manapun hal itu, termasuk di media sosial. Cukuplah cerita lengkapnya hanya kita, mereka, dan Tuhan yang tahu. Kita tidak pernah tahu pintu rezeki yang mana yang terbuka dari Tuhan untuk kita melalui doa-doa dari mereka yang berbahagia hatinya karena pemberian kita. 

Kelima, jangan pernah membalas orang-orang yang pernah menyakiti hati kita dengan rasa sakit hati juga. Berusahalah untuk memahami kekurangan diri orang tersebut. Berusahalah memaafkan meski orang tersebut tak pernah meminta maaf pada kita. Berusalah menjadi kuat meski dalam prosesnya banyak kerikil yang membuat kita terseok-seok dalam berjalan untuk terus maju. Jangan pernah membalas rasa sakit hati atau kecewa yang kita terima dari orang lain dengan hal yang sama. Jika kita ingin membalas, balaslah dengan terus menjadi baik kepadanya. Balaslah dengan keberhasilan hidup yang kita raih nantinya. Balaslah dengan penerimaan yang ikhlas jika suatu hari orang tersebut menyadari kekurangannya di hari yang lalu. Balaslah dengan tetap memberikan senyuman tulus kita untuknya. Tuhan Maha Pemilik Hati. Dia yang membolak-balikkan hati manusia. Perang terbesar di dunia ini adalah perang batin manusia. Tuhan hanya menaruh tentara-tentara terkuat di dalam perang itu. Jika kita berhasil melewati perang batin tersebut, artinya kita adalah pemenangnya. 

Keenam, sadarlah akan kekurangan diri. Kebanyakan orang hanya sadar akan kelebihan dirinya, tapi tak mampu menyadari kekurangan dirinya. Belajarlah untuk menyadari kekurangan diri, meski dalam prosesnya mungkin saja ada orang-orang yang akan meninggalkan kita karena kekurangan diri kita. Belajarlah untuk mengakui bahwa kita tidak selalu 'bisa' dan 'mampu' seperti orang lain. 

Menjadi jomblo bukanlah suatu kesengsaraan hidup. Justru, dengan menjadi jomblo kita jadi lebih memahami siapa diri kita sebenarnya. Dengan menjadi jomblo, kita jadi memiliki banyak waktu yang bebas untuk mengeksplorasi kelebihan yang kita punya. Dengan menjadi jomblo, kita bisa berkarya. Dengan menjadi jomblo, kita bisa lebih fokus beribadah kepada-Nya. Dengan menjadi jomblo, kita bisa punya lebih banyak waktu untuk memperbaiki diri agar ketika saatnya sudah tepat, dan orang yang tepat itu sudah datang di hadapan kita, kita sudah siap untuk lebih tangguh dalam menjalani hidup bersama ia yang diantarkan Tuhan untuk menemani kita. 

"Jadilah pribadi yang berkualitas. Ketika kau telah "menjadi", ia yang akan datang padamu sendiri atas kuasa Tuhan atas ikhtiar dan doamu." (daf)

(Dhinar A. Fitriany, 5 April 2016)

No comments: