(Sketsa wajahku ini adalah karya dari salah satu mahasiswaku di Jurusan Teknik Mesin FT UMJ,
yakni Taufik Maulana)
Tentu, semua manusia, termasuk aku, kamu, dan mereka ingin memiliki
pasangan hidup. Jika ada yang pernah berkata kepada kita, "Ayo kapan
nikah? Udah punya calon belum?Keburu tua nanti...". Memang, kalimat
sederhana itu akan sangat mengena di hati bagi orang-orang yang belum
memiliki pasangan hidup atau bahkan yang belum memiliki calon pasangan
hidup. Dulu, aku pernah sangat sensitif dengan kalimat tersebut.
Pastinya sedih. Tapi, semakin ke sini, aku berusaha menjadikan kalimat
itu sebagai motivasi eksternalku untuk terus memperbaiki diri, mental,
dan pribadiku sebagai seorang manusia.
Bagi sebagian orang, menjadi jomblo adalah sebuah 'kekurangan'. Bagi
sebagian lainnya, menjadi jomblo adalah sebuah 'kelebihan'. Berada di
kategori manakah kita? Jika hari ini kita masih jomblo dan menganggapnya
sebagai sebuah 'kelebihan', maka sungguh bahagialah hati dan hidup
kita. Mengapa bahagia? Karena kita berhasil memaknai bentuk cara Tuhan
menyelamatkan hati dan diri kita dengan keikhlasan pikiran dan hati.
Tidak semua orang mampu melakukan hal ini.
Sebelum bersatu dengannya, jadilah jomblo yang berkualitas. Caranya
bagaimana?
Tiap orang pasti memiliki impian hidup yang berbeda. Tapi,
tentu impian itu haruslah dilakukan di jalan kebaikan demi mencari ridho
Ilahi. Jika impian hidup hanya untuk mencari kepuasan lahiriah semata,
maka ketika impian itu tidak atau belum juga tercapai akan dapat
mencipta rasa menyerah yang luar biasa pada diri kita. Tulislah impian
hidup kita di dalam hati dan ikhlaskan itu pada-Nya. Selama proses
meraih impian hidup itu, teruslah bergerak menjadi jomblo yang
berkualitas. Definisi berkualitas yang seperti apa? yang bagaimana?
Berkualitas berarti diri kita memiliki nilai positif dan hanya
orang-orang yang berkualitas juga yang mampu melihat itu dari diri kita.
Artinya apa? Dianggap berkualitas atau tidaknya diri kita melalui
pandangan orang lain. Tiap orang memiliki standar kualitas diri orang
lain tergantung dari pola pandangnya. Orang-orang yang mampu melihat
kualitas diri orang lain melalui hatinya, mereka itulah orang-orang yang
juga berkualitas. Sementara, orang-orang yang hanya melihat kualitas
diri orang lain melalui mata fisik dan persepsi pikiran saja, tanpa
menggunakan hati, mereka bukanlah tidak berkualitas, hanya saja mereka
belum mampu untuk menemukan sisi-sisi indah dalam diri orang lain
melalui hati kecil mereka.
Lalu, bagaimana cara menjadi jomblo yang berkualitas?
Tentu dengan
meyakinkan diri kita sendiri dulu apa yang hendak kita raih hari ini.
Ceritakan pada Tuhan semua impian hidup kita dan ikhlaskan semua itu
pada-Nya.
Pertama, yang harus kita lakukan, ialah mendekati Tuhan.
Dekati Tuhan Sang Maha Pemilik Cinta dengan hati yang ikhlas. Utarakan,
impian kita tentang pasangan hidup kita. Lantas, tanyakan pada-Nya
apakah kita pantas memeroleh pasangan hidup seperti yang kita impikan?
Mintalah terus petunjuk-Nya. Jangan pernah lelah melakukan hal itu,
karena Tuhan tak akan pernah bosan bila kita terus mendekati-Nya.
Kedua,
teruslah menjadi baik. Semua orang terlahir dalam kebaikan. Semua orang
pada dasarnya adalah baik. Tapi, tidak semua orang mampu mempertahankan
sikap baiknya itu kepada orang lain.
Ketiga, jangan pernah lelah untuk
terus mengembangkan diri, menambah ilmu, pengetahuan, dan wawasan.
Caranya, perbanyaklah teman dari banyak generasi agar pemikiran kita
tidak 'close-minded' dan 'over open-minded'. Dengan memiliki banyak
teman dari banyak generasi kita dapat belajar untuk menelaah sejauh mana
kemampuan diri kita, baik dari sisi kelebihan dan kekurangan kita.
Dengan memiliki banyak teman dari banyak generasi, kita memiliki 'rem'
yang mampu membantu proses kedewasaan diri kita.
Keempat, berbagi
rezekilah kita sedari muda. Sebagai manusia, kita tercipta sebagai
makhluk Tuhan dan sebagai makhluk sosial. Dengan berbagi rezeki, kita
sekaligus menjalankan kedua peran kita tersebut sebagai manusia.
Mulailah untuk berbagi kepada mereka yang lebih membutuhkan dari kita.
Mulailah untuk berbagi sedikit kebahagiaan hidup yang kita miliki dengan
mereka. Mulailah berbagi dan jangan pernah kita umbar di manapun hal
itu, termasuk di media sosial. Cukuplah cerita lengkapnya hanya kita,
mereka, dan Tuhan yang tahu. Kita tidak pernah tahu pintu rezeki yang
mana yang terbuka dari Tuhan untuk kita melalui doa-doa dari mereka yang
berbahagia hatinya karena pemberian kita.
Kelima, jangan pernah membalas orang-orang yang pernah menyakiti hati
kita dengan rasa sakit hati juga. Berusahalah untuk memahami kekurangan
diri orang tersebut. Berusahalah memaafkan meski orang tersebut tak
pernah meminta maaf pada kita. Berusalah menjadi kuat meski dalam
prosesnya banyak kerikil yang membuat kita terseok-seok dalam berjalan
untuk terus maju. Jangan pernah membalas rasa sakit hati atau kecewa
yang kita terima dari orang lain dengan hal yang sama. Jika kita ingin
membalas, balaslah dengan terus menjadi baik kepadanya. Balaslah dengan
keberhasilan hidup yang kita raih nantinya. Balaslah dengan penerimaan
yang ikhlas jika suatu hari orang tersebut menyadari kekurangannya di
hari yang lalu. Balaslah dengan tetap memberikan senyuman tulus kita
untuknya. Tuhan Maha Pemilik Hati. Dia yang membolak-balikkan hati
manusia. Perang terbesar di dunia ini adalah perang batin manusia. Tuhan
hanya menaruh tentara-tentara terkuat di dalam perang itu. Jika kita
berhasil melewati perang batin tersebut, artinya kita adalah
pemenangnya.
Keenam, sadarlah akan kekurangan diri. Kebanyakan orang
hanya sadar akan kelebihan dirinya, tapi tak mampu menyadari kekurangan
dirinya. Belajarlah untuk menyadari kekurangan diri, meski dalam
prosesnya mungkin saja ada orang-orang yang akan meninggalkan kita
karena kekurangan diri kita. Belajarlah untuk mengakui bahwa kita tidak
selalu 'bisa' dan 'mampu' seperti orang lain.
Menjadi jomblo bukanlah suatu kesengsaraan hidup. Justru, dengan menjadi
jomblo kita jadi lebih memahami siapa diri kita sebenarnya. Dengan
menjadi jomblo, kita jadi memiliki banyak waktu yang bebas untuk
mengeksplorasi kelebihan yang kita punya. Dengan menjadi jomblo, kita
bisa berkarya. Dengan menjadi jomblo, kita bisa lebih fokus beribadah
kepada-Nya. Dengan menjadi jomblo, kita bisa punya lebih banyak waktu
untuk memperbaiki diri agar ketika saatnya sudah tepat, dan orang yang
tepat itu sudah datang di hadapan kita, kita sudah siap untuk lebih
tangguh dalam menjalani hidup bersama ia yang diantarkan Tuhan untuk
menemani kita.
"Jadilah pribadi yang berkualitas. Ketika kau telah "menjadi", ia yang
akan datang padamu sendiri atas kuasa Tuhan atas ikhtiar dan doamu."
(daf)
No comments:
Post a Comment