Wednesday, July 7, 2010

Kawan, Kau Pun Bisa Jadi Sempurna


Kau termangu diam di atas kursimu. Hanya menatapku dengan senyumanmu. Saat itu,aku sedang merasa gundah gulanaku menghampiri dan menerjang tubuh ini. Namun,saat itulah kau datang padaku waktu gerimis sore itu. Aku tersentak di balik pintu kayuku. Kau ada dihadapanku dengan payung di tangan kiri yang hanya berjari 3. Sedang tangan kananmu yang sama,berjari 3 terlihat kotor karena memutar roda kursi yang kau duduki. Siang itu aku cerita tentang kesedihanku,kawan. Aku menangis dari seberang telepon. Bukan terisak,tapi tangis hebat. Maaf,aku tak mampu menahannya. Tapi,apa kau tahu kawan,dukaku kini bergerak jauh. Kuusahakan,benar-benar. Dukaku tak seberapa ternyata. Saat ini aku lebih tenang dan aku merasa aku harus kuat ! Karena apa? Karena,kau datang kawanku. Karena kau mendengarku menangis tadi. Karena kau tahu aku sedih. Rela kau di cuaca yang tidak bersahabat. Dengan kursi roda tuamu yang membawa dirimu. Tanpa kaki,hanya sebatas lutut,dan 6 jari yang kau miliki. Saat ini. Akibat kecelakaanmu dulu. "Aku ingin melihatmu tersenyum dan kuat !" katamu. Ya,kawan. Kini aku tahu karena kau ajarkan aku. Kau ajarkan bagaimana kita bisa sempurna walaupun kita tidak sempurna. Ya,kau ajarkan bagaimana menaklukan kekurangan dan kesedihan dari diri ini,dan dari itulah orang lain bisa mengetahui letak sempurnanya kita...