
Putriku…kini kau sudah tumbuh menjadi sosok gadis tercantik di dunia bagiku dan bagi ayahmu…
Putriku…masihkah kamu ingat, Nak?
Saat kau masih duduk di taman kanak-kanak dahulu?
Setiap hari Ibu selalu mengantarmu ke sekolah
Ibu senang sekali, Nak, saat kamu mulai menemukan teman-temanmu
Bermain bersama mereka
Dan Ibu menunggumu sambil duduk sendirian di ujung koridor kelasmu
Saat itu Ibu berdoa pada Allah
Terimakasih kepada-Nya karena Dia telah menitipkan seorang bidadari kecil dan cantik untuk Ibu dan Ayah di dunia..
Putriku…masihkah kamu ingat, Nak?
Saat kau masih duduk di taman kanak-kanak dahulu?
Setiap hari Ibu selalu mengantarmu ke sekolah
Ibu senang sekali, Nak, saat kamu mulai menemukan teman-temanmu
Bermain bersama mereka
Dan Ibu menunggumu sambil duduk sendirian di ujung koridor kelasmu
Saat itu Ibu berdoa pada Allah
Terimakasih kepada-Nya karena Dia telah menitipkan seorang bidadari kecil dan cantik untuk Ibu dan Ayah di dunia..
Putriku...waktu terus berjalan hingga akhirnya kau duduk di sekolah dasar.
Saat-saat itu Ibu benar-benar merasa bahagia sekali
Melihatmu pulang bersama kawan-kawanmu sambil mengenggam seekor anak ayam kecil berwarna-warna yang kamu beli di tukang yang menjajakan anak ayam di depan sekolahanmu
Kau suka pada anak ayam itu, Nak?
Suka sekali, Ibu...lucu. Jawabmu polos.
Kupeluk dirimu, Nak..Dan aku mengucapkan syukur pada-Nya.
Nak, saat dirimu duduk di bangku sekolah menengah pertama
Apa kau tahu Ibu sangat merasa khawatir?
Saat itu kamu pulang ke rumah dan berkata pada Ibu bahwa di rok sekolahmu ada darah
Aku memelukmu erat-erat dan membisikan kalimat sayangku padamu
Jaga dirimu baik-baik, Putriku...
Saat-saat itu Ibu benar-benar merasa bahagia sekali
Melihatmu pulang bersama kawan-kawanmu sambil mengenggam seekor anak ayam kecil berwarna-warna yang kamu beli di tukang yang menjajakan anak ayam di depan sekolahanmu
Kau suka pada anak ayam itu, Nak?
Suka sekali, Ibu...lucu. Jawabmu polos.
Kupeluk dirimu, Nak..Dan aku mengucapkan syukur pada-Nya.
Nak, saat dirimu duduk di bangku sekolah menengah pertama
Apa kau tahu Ibu sangat merasa khawatir?
Saat itu kamu pulang ke rumah dan berkata pada Ibu bahwa di rok sekolahmu ada darah
Aku memelukmu erat-erat dan membisikan kalimat sayangku padamu
Jaga dirimu baik-baik, Putriku...
Kini kau sudah beranjak remaja
Dan remaja itulah masamu yang sangat penuh tantangan, Sayang...
Suatu hari Ibu merasa sangat sedih sekali, Nak, saat dirimu membohongi Ibu
Saat kamu sering pulang telat ke rumah dan kamu bilang bahwa kamu habis belajar kelompok dengan teman-temanmu...
Ibu saat itu hanya tersenyum padamu dan hanya ingin melihat apakah kamu jujur pada Ibu..
Apa kamu tahu, Nak..betapa mirisnya hati Ibu saat kamu mulai bisa membohongi Ibu.,
Sengaja, Nak, Ibu tidak memarahimu walaupun Ibu tahu kamu pergi dengan seorang anak laki-laki yang Ibu rasa itu hanya teman biasa..
Putriku, 3 tahun telah berlalu hingga kau duduk di bangku sekolah menengah atas.
Ibu senang sekali rasanya saat kamu mulai bertanya bagaimana caranya merawat tubuh yang baik padaku
Kuelus kepalamu dan kucium rambutmu
Kamu tersenyum dan memelukku
Kamu tahu, Nak? Rasanya Ibu tidak ingin kehilangan dirimu, Putriku..
Ibu takut kehilanganmu...
Ibu takut saat kamu mulai menyukai lawan jenismu kau akan berubah
Kau akan melupakan Ibumu
Saat jurus bohongmu semakin baik
Ibu sangat sedih, Nak
Mengapa kamu tega membohongi Ibu?
Ibu tidak akan marah, Nak
Ibu tidak akan marah jika kamu jujur
Ibu hanya takut hatimu yang putih itu menjadi ternoda karena kekecewaanmu terhadap lawan jenismu
Ibu hanya takut kau dilukai olehnya
Ibu hanya takut kamu akan berubah
Ibu hanya takut putri kecilku melupakan Ibu
Ibu hanya takut kamu jadi jauh denganku, Nak...
Putriku...kini kau sudah duduk di bangku perguruan tinggi
Kamu memilih untuk kuliah di luar kota sesuai jurusan yang kau pilih
Dulu saat kecil kamu ingin menjadi akuntan seperti ayahmu
Namun, masa kecilmu sudah kamu lewati dan kamu berhak memilih sesuai hatimu
Ibu senang, Nak
Saat kamu memutuskan untuk menggapai cita-citamu yang sekarang
Ibu rela kamu jauh dariku
Ibu rela tidak melihatmu setiap hari
Ibu rela Ibu rela
Kau tahu, Nak?
Sebenarnya Ibu sangat sedih bila berada jauh darimu
Perasaanku setiap hari berkecamuk
Makan apa kamu hari, Putriku?
Bagaimana keadaanmu hari ini?
Apalagi jika kamu sakit, Nak...
Rasanya Ibu ingin cepat-cepat berada di kamar bersamamu
Menunggumu...
Putriku, maafkan Ibu...
Putriku, maafkan Ibu yang saat ini sudah lemah
Ibu hanya bisa tidur di pembaringan untuk mendoakanmu
Putriku, walaupun badan ini sakit tapi Ibu selalu berdoa pada-Nya untuk selalu dikuatkan
Maafkan Ibu dan Ayah, Nak..
Kamu pasti merasa kesepian jauh dariku
Ibu tidak kamu menangis
Kamu putriku yang paling kuat
Kamu putriku yang paling cantik hadiah dari Allah...
Dan remaja itulah masamu yang sangat penuh tantangan, Sayang...
Suatu hari Ibu merasa sangat sedih sekali, Nak, saat dirimu membohongi Ibu
Saat kamu sering pulang telat ke rumah dan kamu bilang bahwa kamu habis belajar kelompok dengan teman-temanmu...
Ibu saat itu hanya tersenyum padamu dan hanya ingin melihat apakah kamu jujur pada Ibu..
Apa kamu tahu, Nak..betapa mirisnya hati Ibu saat kamu mulai bisa membohongi Ibu.,
Sengaja, Nak, Ibu tidak memarahimu walaupun Ibu tahu kamu pergi dengan seorang anak laki-laki yang Ibu rasa itu hanya teman biasa..
Putriku, 3 tahun telah berlalu hingga kau duduk di bangku sekolah menengah atas.
Ibu senang sekali rasanya saat kamu mulai bertanya bagaimana caranya merawat tubuh yang baik padaku
Kuelus kepalamu dan kucium rambutmu
Kamu tersenyum dan memelukku
Kamu tahu, Nak? Rasanya Ibu tidak ingin kehilangan dirimu, Putriku..
Ibu takut kehilanganmu...
Ibu takut saat kamu mulai menyukai lawan jenismu kau akan berubah
Kau akan melupakan Ibumu
Saat jurus bohongmu semakin baik
Ibu sangat sedih, Nak
Mengapa kamu tega membohongi Ibu?
Ibu tidak akan marah, Nak
Ibu tidak akan marah jika kamu jujur
Ibu hanya takut hatimu yang putih itu menjadi ternoda karena kekecewaanmu terhadap lawan jenismu
Ibu hanya takut kau dilukai olehnya
Ibu hanya takut kamu akan berubah
Ibu hanya takut putri kecilku melupakan Ibu
Ibu hanya takut kamu jadi jauh denganku, Nak...
Putriku...kini kau sudah duduk di bangku perguruan tinggi
Kamu memilih untuk kuliah di luar kota sesuai jurusan yang kau pilih
Dulu saat kecil kamu ingin menjadi akuntan seperti ayahmu
Namun, masa kecilmu sudah kamu lewati dan kamu berhak memilih sesuai hatimu
Ibu senang, Nak
Saat kamu memutuskan untuk menggapai cita-citamu yang sekarang
Ibu rela kamu jauh dariku
Ibu rela tidak melihatmu setiap hari
Ibu rela Ibu rela
Kau tahu, Nak?
Sebenarnya Ibu sangat sedih bila berada jauh darimu
Perasaanku setiap hari berkecamuk
Makan apa kamu hari, Putriku?
Bagaimana keadaanmu hari ini?
Apalagi jika kamu sakit, Nak...
Rasanya Ibu ingin cepat-cepat berada di kamar bersamamu
Menunggumu...
Putriku, maafkan Ibu...
Putriku, maafkan Ibu yang saat ini sudah lemah
Ibu hanya bisa tidur di pembaringan untuk mendoakanmu
Putriku, walaupun badan ini sakit tapi Ibu selalu berdoa pada-Nya untuk selalu dikuatkan
Maafkan Ibu dan Ayah, Nak..
Kamu pasti merasa kesepian jauh dariku
Ibu tidak kamu menangis
Kamu putriku yang paling kuat
Kamu putriku yang paling cantik hadiah dari Allah...
Putriku, apakah kamu tahu bagaimana perasaanku detik ini saat kamu membuka pintu kamarku sambil tersenyum..
Dan kamu berkata...
” Ibu, putrimu saat ini sedang belajar untuk menjadi sosok muslimah yang seutuhnya....maafkan aku, Ibu...”
Aku belai Hijab yang saat ini mulai kau kenakan...Aku cium dirimu
Putriku, Ibu janji bila sudah waktuku kelak, Ibu akan bilang pada Tuhan Ibu ingin menunggumu dan ayahmu di gerbang syurga supaya kita bisa tinggal bersama-sama lagi...
Putriku, jaga dirimu...
Putriku, kamulah bidadari kebanggaanku...
Dan kamu berkata...
” Ibu, putrimu saat ini sedang belajar untuk menjadi sosok muslimah yang seutuhnya....maafkan aku, Ibu...”
Aku belai Hijab yang saat ini mulai kau kenakan...Aku cium dirimu
Putriku, Ibu janji bila sudah waktuku kelak, Ibu akan bilang pada Tuhan Ibu ingin menunggumu dan ayahmu di gerbang syurga supaya kita bisa tinggal bersama-sama lagi...
Putriku, jaga dirimu...
Putriku, kamulah bidadari kebanggaanku...
No comments:
Post a Comment