Monday, October 11, 2010

Filosofi Seorang Teman


Kini, coba bayangkan Anda berada di depan sebuah cermin besar yang ada sebuah ruangan tanpa seorang pun di samping Anda. Perhatikan diri Anda baik-baik. Berpikirlah sejenak, siapa diri kita bagi teman Anda. Mungkin, di hadapan cermin itu Anda tertawa kecil dan berkata, "Hei cermin kau tahu apa tentang aku, hah? " Jika Anda berpikir seperti itu, Anda salah besar. Bila Anda berpikir dan menelaah diri, cermin itu akan membantu Anda menemukan jawabannya, siapa Anda sebenarnya bagi teman Anda.

Coba kembali ingat, apa teman Anda pernah menangis karena Anda? apa teman Anda pernah menjadi berantem dengan Anda karena masalah sepele yang Anda besar-besarkan? apa teman Anda berubah menjadi anak baik setelah berteman dengan Anda? apa teman Anda berubah menjadi anak malam karena Anda sering Anda ajak dan rayu untuk menikmati dunia malam? apa teman Anda menjadi menjauh karena sifat Anda yang terlalu berlebihan? apa teman Anda menjauh karena Anda egois? Banyak hal yang membuat seorang teman berubah karena Anda, baik dalam hal kebaikan maupun keburukan. Kebaikan? keburukan ? Keduanya tidak mustahil dipengaruhi oleh Anda.



Sudahkah Anda ingat?

Teman. Apa sebenarnya arti dari teman itu? orang terdekat di sekitar kita? orang yang memberikan pengaruh besar bagi kita ? Berikut sebuah cerita yang saya buat untuk Anda sekalian yang mungkin bisa diambil pesan di dalamnya.

Di sebuah taman kota , seorang gadis terduduk diam menatap ke arah segerombolan remaja yang sedang asyik duduk bersama sambil berlatih biola. Tanpa terasa gadis itu menitikkan airmatanya. Ia ingat seorang sahabatnya yang sekarang sudah pergi tidak ada lagi di sisinya. Bukan meninggal dunia, tapi menjauh dari kehidupan gadis itu. Jika dia bisa berkompromi dengan waktu, dia akan mengulang kembali persahabatan yang sudah dia rajut dengan sahabatnya selama belasan tahun. Bayangkan, belasan tahun gadis ini selalu berjalan beriringan dengan sahabatnya.Gadis ini memang tergolong anak dari keluarga atas, sedangkan sahabatnya dari keluarga biasa ekonomi menengah.
Selama belasan tahun, mereka bersahabat. Namun, sejak mereka kecil ternyata ada banyak hal yang tidak disukai oleh sahabat dari gadis ini. Awalnya, sahabat bisa menerima sikap dari gadis ini yang suka memamerkan barang-barang yang dimilikinya, gadget terbaru dengan harga mahal. Ya, awalnya sahabat ikut senang karena gadis ini tidak terlihat seperti orang yang suka memamerkan barang-barang mewah miliknya. Namun, suatu hari di kala keluarga sahabat sedang mengalami hidup pada roda di bawah, apa pantas seorang teman baik bertahun-tahun tetap memamerkan barang mewah yang baru dibelinya padahal ia tahu temannya sedang kesusahan? Betapa sedih hati sahabat gadis itu. Bukan sedih karena merasa iri, tapi ia sedih karena sahabat yang disayanginya ternyata tidak punya hati. Namun, sahabat masih bisa memaafkannya saat itu. Dan gadis ini berjanji tidak akan bersikap seperti itu lagi. Ya, ternyata bagi seorang tukang pamer janji hanyalah janji, hilang begitu saja dalam beberapa menit. Esoknya, gadis ini bersikap seperti itu lagi. Suatu hari,gadis ini bercerita pada sahabat bahwa dia kesal dengan seorang anak perempuan yang dekat dengan gebetannya di sekolah. Sebegitu hebohnya gadis ini bercerita hal-hal jelek tentang anak perempuan tersebut pada sahabat hingga sahabat percaya pada apa yang dikatakan gadis tersebut sehingga ia ikut memusuhi anak perempuan itu. Tapi, apa yang terjadi? Semua yang dikatakan gadis itu ternyata hanyalah hal berlebihan yang memutarbalikkan fakta tentang sikap anak perempuan tersebut. Saat sahabat sedang sendiri, merasa kacau dengan keadaan, ternyata anak perempuan itu yang menemaninya. Bercerita, tertawa, dan ternyata anak perempuan ini tidak seperti yang dikatakan gadis si sahabatnya itu. Bahkan, anak perempuan ini tahu gadis itu tidak suka dengannya namun dia tetap berusaha baik meskipun anjing melolong menyebarkan berita bohong tentang dirinya hingga banyak orang menjauh dari dirinya. Makin hari sahabat makin tahu sifat asli dan sikap dari gadis tersebut. Ternyata orang baik belum tentu tulus, tapi orang tulus pasti dia baik.
Dengan keluhan yang sahabat rasakan selama ini, akhirnya dia menjauh dari diri gadis tersebut dan mulai menikmati keadaannya bersama orang-orang yang tulus di luar sana.


Dari cerita di atas, apa pandangan Anda? Apa menurut Anda sahabat dari gadis ini kejam karena menjauhi gadis tersebut? Siapa yang kejam menurut Anda? Ya, teman adalah orang yang paling cepat mempengaruhi kita, baik dalam hal baik maupun dalam buruk. Apa guna teman baik jika ternyata dia hanya membuat kita berada dalam lubang kemunafikan? Apa guna teman baik jika ternyata dia hanya mengajak kita menghasut orang lain yang belum tentu salah? Apa guna teman baik jika tidak mau saling membantu dalam keadaan apapun? Jangan sebut dia teman baik. Kawan, sebagai seorang yang sama-sama masih belia, masih banyak yang harus kita pelajari di dunia ini, termasuk pergaulan dan materi. Teman adalah cerminan diri kita. Jika teman kita buruk, maka yang terpampang dalam cermin diri kita adalah tidak sedikit kebiasaan buruk yang dipengaruhi oleh teman kita sendiri. Contoh kecilnya, sebuah gank yang hobinya membuat berita tidak sedap ditelinga, awalnya kita tidak seperti itu, tapi lama kelamaan kebiasaan buruk itu juga akan menempel pada kita kalau kita tidak bisa mengontrol diri. Teman baik, jika teman kita baik, tak mustahil pula kita akan mengikuti kebiasaan baik yang dijalankan, secara otomatis. Contohnya, sebelumnya kita shalat masih bolong-bolong, di instansi yang baru kita bergaul bersama orang-orang yang menjaga keimanannya, apa tidak mustahil kalau kita secara otomatis tanpa sadar mengikuti langkah mereka? Dengan cara, mulai shalat 5 waktu. Hai, kawan..Saya, Anda, saat ini sedang menuju sebuah pintu besar menyongsong masa depan. Jika kita ingin melihat kebahagiaan di masa depan, lihatlah dulu siapa-siapa saja yang berada di sisi kita. Teman adalah lingkungan yang paling terdekat. Sebagai seorang anak yang disekolahkan oleh orangtua kita, hendaknya kita dari sekarang berpikir untuk bisa membedakan MANA KEBUTUHAN dan MANA KEINGINAN. Jangan karena teman kita punya gadget baru yang sedang digandrungi remaja saat ini, kita bermanja-manja pada orangtua untuk minta dibelikan gadget yang sama seperti yang dimiliki teman Anda itu, padahal Anda tahu gaji orangtua tidak sebesar gaji para pesohor tinggi di negara ini. Janganlah jadi pemerasa kecil yang berwajah sok manis dihadapan orangtua. Sangat mengerikan jika semua anak di dunia seperti itu. Jangan karena teman kita punya kendaraan yang bagus, lalu Anda berpelukan dengan orangtua Anda sambil berbisik "Papi, aku mau mobil ya..lengkapin sama sopir." Sungguh mengenaskan ! Apa jadinya dunia bila semua anak dengan mudahnya minta ini itu pada orangtua hanya karena melihat apa yang dimiliki temannya saat itu??? Kiamat ! Kawan, lihatlah dan berpikirlah dari sekarang, apa semua yang Anda minta itu saat ini benar-benar dibutuhkan atau hanya untuk mengikuti trend layaknya teman-teman Anda lainnya yang lengkap dengan gadget di pinggir pinggangnya, di lehernya, di tangannya, bahkan dikakinya sekali pun? Berpikirlah. Anda berhak meminta hak Anda sebagai anak pada orangtua jika suatu hal memang betul-betul Anda BUTUHKAN bukan Anda INGINKAN. KEBUTUHAN dengan KEINGINAN itu sangat berbeda !

Marilah kawan dari sekarang berpikir dan carilah teman yang betul-betul bisa membawa Anda dalam kebenaran dan kebaikan. Bertemanlah dengan siapa saja yang bisa membawa Anda pada kebahagiaan lahir dan bathin. Janganlah melihat teman dari seberapa banyak uang di atmnya, seberapa tebal uang di dompetnya, setampan apakah teman Anda, secantik apa teman Anda, sekeren apa sahabat Anda, semodis apa sahabat Anda, se-up to date apa teman Anda dalam masalah gadget, seberapa seringkah teman Anda ke salon untuk mempercantik diri. Jika Anda tahu, semua yang ada di dunia ini penuh kemunafikan, maka berhati-hatilah terhadap apapun yang ada di sekitar kita. Teman sebagai orang terdekat Anda, carilah teman yang bisa membawa Anda dalam kebahagiaan lahir dan bathin dunia maupun akhirat kelak, bukan hanya kebahagiaan dunia yang Anda dapatkan dari teman Anda saat ini. Teman sejati memang tidak ada di dunia ini kecuali Allah yang senantiasa menjaga kita, serta amalan baik kita. Namun, tak mustahil bila Allah memberikan kebahagiaan di akhirat nanti, Anda dapat bertemu teman baik dan tulus yang Anda miliki di dunia saat ini di tempat yang Insya Allah jauh lebih baik dibanding dunia yang penuh kemunafikan.

" Ya, Allah...berikanlah Hamba teman sejati yang bisa menolongku di dunia dan di akhirat kelak..
Hanya Engkau Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Lindungi Hamba dari kebutaan akan dunia yang penuh kemunafikan ini..Amin Ya Rabbana..."

No comments: