Saturday, October 16, 2010

Alangkah Indah Hidup Ini Jika Kita Selalu Bersyukur Pada Tuhan

" Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman : 18)

Awalnya, dalam benak pikiran saya tidak pernah terlintas memiliki cita-cita menjadi seorang pendidik, entah itu menjadi guru atau dosen. Sama sekali tidak pernah mempunyai pikiran seperti itu. Sejak kecil, saya gigih sekali ingin menjadi seorang pembalap motor sekaligus menjadi dokter spesialis jantung. Entah darimana saya mendapat ilham untuk menjadi seorang pembalap motor, yang pasti sejak kecil saya tomboi, dan saya memiliki banyak sahabat laki-laki. Mungkin itulah faktor yang membuat saya berpikiran ingin menjadi pembalap motor saat saya besar nanti. Dan, saat kecil saya berpikiran seorang perempuan menjadi pembalap motor sekaligus berprofesi sebagai dokter itu sungguh mengagumkan ! Dibandingkan saya harus bekerja seperti Papa saya di kantor yang tiap hari harus berkutat dengan angka, angka, dan angka. Dan, yang pasti sejak saya kecil saya tidak pernah berpikir ingin menjadi seperti Papa saya bekerja di bidang ekonomi. Hah, jujur saja saya tidak menyukai bidang ekonomi, akuntansi, manajemen, dan sebagainya. Bahkan, saat sekolah saya benar-benar tidak mau masuk jurusan IPS karena satu hal, saya takut dengan pelajaran Ekonomi, Akuntansi ! Benar-benar takut. Alhamdulilah, saat saya sekolah saya mendapat jurusan IPA di SMA dan itu sudah saya targetkan sejak saya duduk di SMP kelas 2. Karena saya benar-benar ingin menjadi seorang dokter spesialis jantung, itu satu tujuan saya masuk jurusan IPA. Sama sekali, saya tidak berpikir untuk kuliah keguruan.



Hari-hari saya di sekolah dengan memilih jurusan IPA semakin membuat saya mantap untuk memilih Pendidikan Dokter saat kuliah nanti. Bahkan, saat itu tidak sama sekali saya berpikiran untuk mengikuti jejak kakak saya yang kuliah di bidang Bahasa di satu-satunya universitas negeri yang terletak di Jakarta. Dan, saya tidak berpikiran bahwa seorang yang kuliah kedokteran itu ternyata dianggap wah oleh banyak orang. Seperti yang banyak dipikirkan oleh orang lain. Satu-satunya yang membuat saya ingin menjadi seorang dokter hanyalah saya ingin bekerja untuk menolong orang lain, siapa pun dia yang sedang sakit. Karena dengan bekerja sosial seperti dokter, saya bisa mengenal banyak orang dari berbagai kalangan tanpa saya harus membedakan satu sama lain. Dan saya ingin bekerja tidak hanya ingin mencari uang saja, tapi saya ingin mencari ridho Allah di tiap langkah saya.

Namun, ternyata impian saya ingin menjadi dokter jantung kelak, berubah. Bukan karena Allah tidak sayang dengan saya sehingga Dia tidak mengizinkan saya untuk kuliah kedokteran, tetapi karena saya yakin Allah sayang dengan saya dan Allah tidak ingin saya sedih apabila melihat orang yang sakit jantung seperti almarhum Mama saya dulu. Allah tidak ingin membuat saya kembali sedih bila bertemu dengan hal seperti itu lagi. Allah ingin saya kembali bangkit dan menatap dunia dengan mata lebar-lebar bahwa hidup itu harus berjalan terus ! Akhirnya, dua peluang masuk kedokteran di sebuah universitas swasta di Jakarta saya lepas. Jatuh hanya sekali dan bangkit harus seribu kalinya ! Selepas SMA, Allah benar-benar membuka pilihan untuk saya dimana Dia memberikan saya pilihan besar untuk kuliah di Hukum UNDIP atau Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ. Saat itu saya benar-benar bingung. Keduanya adalah pilihan yang sangat bagus. Hukum UNDIP, sejak kecil saya bermimpi besar untuk bisa berkuliah di Universitas Diponegoro yang ada di Semarang, lalu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ, sejak kecil saya juga senang dengan menulis. Banyak sekali dokumen tulisan-tulisan yang saya buat sejak saya duduk di bangku kelas 2 SD. Di saat itulah saya shalat tahajud dan berdoa supaya Allah membuka pikiran saya lebar-lebar untuk memilih masa depan saya. Alhamdulilah, kampus saya tempat saya kuliah saat inilah yang Allah tunjukkan lewat bayangan saat shalat Tahajud malam itu. UNJ..Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Allahu Akbar !

Saat kuliah, Allah membuka pemikiran saya kenapa Allah memberikan hadiahnya untuk saya yaitu kuliah keguruan. Banyak hal yang Allah telah perlihatkan pada saya, yang pertama adalah saya harus bersyukur dengan segala pilihan yang telah ditentukan-Nya. Kedua, saya dipertemukan dengan teman-teman yang benar-benar beda. Sebelumnya, saya tidak pernah bertemu dengan tipe teman-teman seperti di tempat kuliah saya, di mana tingkat ekonomi tidak diperlihatkan dalam lingkungannya. Semua sama. Tidak ada yang saling menonjolkan diri. Itulah yang membuat saya sangat bersyukur bisa menemukan teman-teman baik seperti teman-teman kuliah saya saat ini, dan banyak mengajarkan kesederhanaan dimanapun kita berada. Terimakasih Allah...

Bagi saya saat ini, kuliah keguruan adalah sebuah anugerah besar dari Allah untuk saya. Bukan kemewahan, kesombongan, dan materi yang Allah ingin hadiahkan pada saya, namun Allah telah memberikan sebuah pelajaran tentang bagaimana caranya bersyukur. Jika saat itu kita kehausan dan hanya ada sebuah jeruk di depan mata kita, Allah ingin kita bisa mengubah jeruk itu menjadi air jeruk yang bisa kita minum. Tidak lebih dan tidak bukan sebuah ujian, tapi itu adalah sebuah keberkahan dari-Nya karena Allah saya dengan kita hamba-Nya.

Alhamdulilah, saat ini dengan pilihan Allah yang saya jalani sekarang ini saya mantap untuk menjadi seorang pendidik kelak. Allah ternyata menginginkan saya berpikiran luas terhadap dunia, bahwa mengapai mimpi untuk bekerja di bidang sosial ternyata tidak harus menjadi seorang dokter, tapi menjadi seorang pendidik kelak adalah sebuah karunia besar dari-Nya dan tidak semua orang mampu menjadi seorang pendidik, mengajarkan anak dan membimbing anak suatu ilmu. Hanya orang-orang pilihan Allah di dunia yang bisa menjadi pendidik di negeri ini. Tentunya pendidik yang teladan.

Alhamdulilah...Terima kasih Allah...

Saat ini, doa saya hanyalah saya bisa sekolah setinggi-tingginya dan mengamalkan ilmu saya untuk mengabdi di masyarakat kelak sebagai seorang pendidik. Dan semoga di saat saya menutup mata kelak, doa yang teriring dari orang-orang adalah doa yang baik yang menyelamatkan saya di akhirat kelak. Dan, ketika saya tua kelak saya masih diingat oleh anak-anak saya sebagai seorang ibu dan pendidik yang baik dan tulus. Amin...Ya Rabbana...

Allah telah mengajarkan saya untuk menjalankan kehidupan ini dengan cara yang indah dengan selalu bersyukur...Alhamdulilah...

No comments: