Assalamualaikum…
Alhamdulilah..di tengah kesibukan aku
mengerjakan skripsi, ada sedikit waktu luangku untuk bisa kembali menulis post
di blogku. Seneeeng.. Sebenernya post kali ini aku tulis karena di pikiranku
terus kebayang-bayang dengan ‘mimpiku’ selama ini. Aku yakin juga bahwa setiap
orang di dunia ini pasti punya mimpi, apapun itu. Nah…mungkin dengan post ini,
kita bisa saling berbagi pendapat mengapa kita harus bermimpi. Karena, dengan
bermimpi, Allah SWT akan senantiasa dekat kepada kita. Kenapa? Karena kita
selalu berdoa pada-Nya.
Segala mimpiku sesungguhnya aku
tujukan untuk kedua orangtuaku dan kakakku. Untuk Papa dan untuk Almarhumah
Mamaku. Apa yang kukerjakan selama ini, aku niatkan semua untuk bisa membanggakan
papa dan mama. Aku akan ceritakan mimpiku sejak kecil yang saat ini mungkin
sudah terealisasi, meskipun ada juga yang tidak atau belum terealisasi pada
saat ini. Tapi, aku sangat yakin segala sesuatu yang aku jadikan doa, Allah
akan kabulkan pada waktu yang tepat.
Sejak kecil, saat aku belum duduk di
bangku sekolah, aku punya mimpi kalau aku ingin menjadi seorang pembalap motor.
Hahaha mungkin ini kedengarannya lucu. Anak perempuan kok kepikiran untuk jadi
pembalap motor? Ya, karena pada saat aku kecil, aku sangat tomboi dan sebagian
besar mainanku, mainan anak laki-laki, seperti mobil-mobilan, motor-motoran
accu, robot, peralatan golf, dan bola basket. Alhasil, aku berpikir jika aku
bisa menjadi seorang pembalap, aku bisa menemani mamaku kemana saja beliau mau,
bisa memiliki banyak sahabat laki-laki, dan menurutku itu sangat KEREN hahaha..
Namun, lambat laun saat aku sudah masuk sekolah, aku punya banyak teman
perempuan, Alhamdulilah sedikit demi sedikit aku mau memakai rok, pakaian yang
manis gaya anak perempuan, memakai bando, dan dikuncir. Dan… mimpiku untuk
menjadi pembalap ternyata belum kandas juga hahaha. Sampai akhirnya aku duduk
di SD dan mengenal pelajaran IPA.
Aku suka sekali dengan ilmu alam,
apalagi yang berkaitan dengan alam dan manusia. Seperti Kimia dan Biologi. Saat
duduk di SD, pola pikirku mulai berkembang dan…mimpiku berganti. Aku ingin
menjadi seorang dokter. Bagiku saat itu, mempunyai mimpi menjadi dokter bukan
sekedar mimpi anak-anak pada umumnya. Aku memang benar-benar bertekad bahwa
pada saat aku nanti di SMA, aku harus masuk IPA supaya aku bisa memilih jurusan
kuliah Kedokteran. Jujur, saat di SD aku tipe siswa yang malas hahaha. Waktu
belajarku sangat lebih sedikit dibanding waktu belajarku. Balik lagi ya..di
tengah mimpiku untuk bisa menjadi dokter pada saat SD, ternyata muncul lagi
mimpiku yang lain. Aku ingin bisa memainkan alat musik biola. Ini sebenarnya
karena pengaruh dari band The Corrs. Sejak pertama kali mendengar dan melihat
penampilan The Corrs, aku langsung tertarik saat Sharon Corrs memainkan
biolanya. Pikirku, anak perempuan jika bisa memainkan alat musik itu akan bisa
jadi poin lebih dirinya, apalagi biola. Karena, alat musik yang satu itu
termasuk alat musik gesek yang sulit dan butuh waktu lama untuk bisa expert.
Namun, karena saat SD aku sudah mengikuti beberapa les seperti menggambar, dan
karate, aku jadi mengurungkan niatku untuk minta dibelikan biola oleh Papa. Ga
enak hati rasanya. Akhirnya mimpiku itu diselak lagi dengan mimpi yang lain
hahaha.
Ya, mimpi untuk bisa masuk ke SMP negeri unggulan. Aku mulai membenahi diriku, cara belajarku, agar aku bisa masuk ke SMP yang aku idam-idamkan sejak aku kelas 4 SD. Aku berpikir, kalau kakak aku bisa masuk ke sana, kenapa aku tidak bisa? Dan…akhirnya, aku bisa menembus itu dengan perjuangan yang mungkin sedikit bikin aku rada stress hahaha Papaku ga mau ngasih uang jajan lagi kalau aku ga bisa masuk sana! Huuhuu
Ya, mimpi untuk bisa masuk ke SMP negeri unggulan. Aku mulai membenahi diriku, cara belajarku, agar aku bisa masuk ke SMP yang aku idam-idamkan sejak aku kelas 4 SD. Aku berpikir, kalau kakak aku bisa masuk ke sana, kenapa aku tidak bisa? Dan…akhirnya, aku bisa menembus itu dengan perjuangan yang mungkin sedikit bikin aku rada stress hahaha Papaku ga mau ngasih uang jajan lagi kalau aku ga bisa masuk sana! Huuhuu
Nah, lanjut ya… di SMP mimpiku untuk
bisa main biola semakin menjadi-jadi ditambah karena ada salah seorang teman
baikku, anak laki-laki, bisa memainkan alat musik tersebut! Coba bayangkan,
masa anak laki-laki bisa main biola, aku anak perempuan ga bisa main alat musik
apa-apa? Ada rasa yang bikin aku down saat itu. Padahal di kelas 2 SMP papa
sudah membelikan aku biola, tapi tidak pernah kusentuh karena aku ga bisa.
Sedih yah… Singkatnya, perjalananku untuk bisa memainkan biola memang tidak lancar.
Ada kalanya, aku malas menyentuh biola itu, aku putus asa karena ga bisa
memainkan sebuah melodi, ada kalanya aku tergiur untuk bisa main alat musik
lain. Tapi, akhirnya, dengan keinginanku yang keras, aku belajar otodidak
setelah diajarkan oleh temanku yang bisa memainkan biola, dan… aku bisa
memainkan lagu dengan biola walaupun tidak sebagus Mayla Fayza, Sharon Corrs, Iskandar
Widjaja, Lindsey Stirling, tapi aku bersyukur kalau Allah selalu mendengar
doaku dan melihat usahaku selama ini. Ya, setelah 5 tahun lebih, aku akhirnya
bisa.. :’)
Saat aku duduk di SMA, mimpiku untuk
bisa berkuliah di Kedokteran, ternyata bukan rezekiku. Setelah mamaku meninggal
karena penyakit jantung, aku jadi buyar. Buyar dengan mimpiku menjadi dokter
spesialis jantung. Ditambah saat itu keluargaku sedang berada di roda bawah
kehidupan. Aku berpikir, aku harus selalu menemani papa di sini. Kalau aku
sekolah dokter di luar kota, papa pasti kesepian. Akhirnya, aku berdoa sama
Allah supaya aku bisa kuliah di jurusan yang cocok dengan minat dan bakatku.
Aku suka menulis, aku juga senang dengan suasana sekolah, kenapa aku tidak
pernah bermimpi untuk jadi guru atau dosen? Padahal karena gurulah kita bisa
menjadi ‘seseorang’, kita bisa berhitung, membaca, menulis, karena guru kita.
Akhirnya, aku memutuskan untuk sekolah keguruan dan Alhamdulilah sekarang aku
sedang duduk di semester akhir. Doakan yah..
Ternyata, saat aku duduk di bangku
kuliah semester awal, akupun juga bermimpi alangkah menyenangkan sekali kalau
aku bisa bermain piano dan keyboard. Aku hanya berpikir, jika aku bisa bermain
piano dan keyboard, aku bisa menghibur papaku kalau sedang sedih, capek, dengan
lagu yang kumainkan. Itu saja. Akhirnya, dengan waktu 6 bulan lebih aku belajar
keyboard dan piano, dan sangat mengharukan sekali karena di hari ulang tahunku
ke-19 tahun aku dihadiahi papa sebuah keyboard. Alhamdulilaaah :’)
Mimpiku saat kecil sudah terwujud hingga detik ini karena Allah, aku berkerudung karena keyakinanku sebagai muslimah, aku akhirnya bisa memainkan melodi dari alat musik kesayanganku untuk menghibur papa karena Allah, aku bisa berkuliah keguruan karena Allah, dan aku yakin Allah mengizinkanku untuk bisa membanggakan papa, almarhumah mamaku, dan kakakku, September tahun ini dengan kelulusanku sebagai seorang sarjana pendidikan. Amin yaa rabbal alamin…
Mimpiku masih banyak Allah, suatu
saat aku ingin sekali bisa memainkan flute dan harpa, aku ingin mendirikan
sekolah musik untuk anak-anak yang tidak mampu, aku ingin menjadi dosen dan
mengabdi di masyarakat sebagai pendidik, dan… aku ingin selalu bisa menemani
papaku dan kakakku di sini, serta selalu membuat mamaku tersenyum di sana. Aku
ingin Allah…
"Kawan, ini mimpi-mimpiku, tentunya kalian juga punya mimpi. Mari ceritakan kepadaku, dan kita mohonkan pada-Nya selalu..."
No comments:
Post a Comment