Thursday, November 28, 2013

JIKA NANTI AKU KENAL PAK GUBERNUR...

Hai, Pak Gubernur
Aku ini wargamu
Bagaimana kota yang
kau pimpin ini?
Sudahkah kau menjamah sekitar daerahku
daerah kawan-kawanku tinggal?
Kuharap sekali waktu
Bapak mampir ke daerahku
bukan hanya menapakkan kaki
ke daerah warga elit
kota ini saja

Di tempatku tinggal sedari kecil
Ada jalan Kalimalang
Kuyakin Bapak pasti tahu
akan jalan itu
Mampirlah sekali waktu
dan rasakan sensasi kemacetan di sekujur tubuh jalan itu
Kuharap Bapak juga berjalan sedikit ke arah Bekasi
Jalannya sudah lebar
Padahal itu jugalah
Jalan Kalimalang

Jika nanti aku kenal
Pak Gubernur
Akan kuajak Bapak
berjalan-jalan
melihat keadaan Jatiwaringin
Setiap hari selalu ada
pamer paha di sana
Padat Merayap Tanpa Harapan
menuju tol
dan arah Pondok Gede
Ya, di dekat sana ada putaran
masuk perumahan tentara
yang selalu berdiri pak ogah
demi uang receh
seperak dua perak
malah memberi menu macet
setiap waktu

Nah, mari kuajak Bapak melihat sekitar
Banjir Kanal Timur
Lihatlah Pak
Batu pembatas jalur khusus sepeda itu sudah banyak
yang gompal
berserakan di jalan
Fungsi awal jalan itu sekarang
amat tak jelas
Motor-motor dan terkadang mobil berseliweran
di jalur sepeda
Kurasa mereka orang-orang pintar yang terlalu pintar
sampai-sampai membedakan jalur sepeda dengan jalur sepeda motor bahkan mobil
saja tak bisa
Mana petugasmu, Pak?
Jika jalur sepeda ini sekarang jadinya jalur sepeda motor
bahkan mobil
Tolong kau perintahkan petugasmu untuk memasang
lampu lalu lintas di sana
Supaya mereka-mereka
yang lewat
Tak asal lewat ibarat berkendara di bawah
bulan purnama

Jika nanti aku kenal
pak gubernur
Aku ingin sekali berusul
Bolehkah?
Kurasa denda berjuta-juta
Tak terlalu mempan
bagi sebagian wargamu
yang sudah bebal
tak ada takut menerobos
jalur bus Transjakarta
Lalu apa yang bikin ampuh
mereka tobat?
Pak, kau cukup buat
mental mereka turun
Ya, buat mereka jadi malu ati menerobos jalur Transjakarta
atau jalur sepeda
Bapak hanya cukup bermodalkan petugas yang berjaga di sekitar jalur itu
dengan bersenjatakan
pilok warna-warni
Sekali pelanggar lewat
Petugasmu cukup memberi beberapa pilihan
Pertama, denda sejuta
Kedua, badan mobil
dipilok besar-besar bertuliskan
"Saya orang gila! Saya menerobos busway!"
Ketiga, jaket si pengendara motor cukup kau pilok
"Saya SI BEBAL karena nerobos busway!"
Keempat, disetrap berjejer dengan posisi bending ala hukuman dalam paskibra
di pinggir jalan seharian
dengan memegang kertas bertuliskan "Saya ini pelanggar peraturan lalu lintas loh! Ingat muka saya ya!"

Bagi wargamu
peringatan tertulis
tak lagi mempan
Mereka menyimpan
pundi-pundi di banyak bank
Cukup saja kau sentil mentalnya
Siapa pula yang tidak malu
Dicoret-coret?
Kalau coretan tanda tangan kawan di kelulusan sekolah
Itu masih menyenangkan
Bukan begitu, Pak?
Coretan memang
terlihat sederhana
Tapi tidak sederhana lagi
jika dibawa ke bengkel
Lebih dari sejuta kurasa
Untuk membersihkannya
Lalu jaket?
Kurasa tidak semua pengendara motor
adalah penjual jaket lusinan
Jadi apakah dia masih berpikir
untuk membeli jaket
terus-terusan?
Kemudian, masih berniat mengulang encoknya pinggang
setelah seharian berbending ria
di pinggir jalan? Keseringan bisa-bisa encoknya melebihi
nenek-nenek, kan?

Ya jika nanti aku kenal
pak gubernur
aku ingin berusul itu
Berpikir bar-bar tidak apa
Berpikir beda tak masalah
Orang berhasil tak selalu
berpikir andalkan teori

Sayangnya aku hanya
warga biasa
bukan pula warga elite
Aku hanya melihat
dan gagasan ekstrimku muncul
Sayangnya aku hanya
warga biasa
apalagi aku masih muda
Siapa pula aku ini
Hanya warga yang hobi bermetromini ke kampus
Hanya warga yang miris
dengan keadaan daerahnya
Siapa pula aku ini
Tapi kuharap
suatu saat
aku bisa mengenalmu
pak gubernur...




No comments: