Setiap
orang pasti mempunyai mimpi dalam hidupnya. Begitu juga dengan saya. Bukankah
mimpi yang kita punya akan menjadi motivasi tersendiri untuk kita berusaha
mewujudkan mimpi tersebut? Bukankah mimpi yang kita punya akan mendorong kita
untuk selalu berdoa pada Tuhan? Berharap suatu hari nanti Tuhan akan mewujudkan
mimpi kita.
Pada
hari Jumat ini, saya ingin berbagi apa yang selama ini menjadi mimpi saya.
Lebih tepatnya, satu hal yang menjadi mimpi saya sejak tahun 2011 yang lalu.
Sebagai seorang wanita, tentulah saya mempunyai satu cita-cita yang sama
seperti wanita lainnya, yaitu dapat menghabiskan sisa usia saya dengan sosok
pria yang tepat dan terbaik untuk saya dan keluarga.
Dulu,
ketika saya masih duduk di bangku sekolah, seringnya saya hanya tertarik pada
pria yang pintar dalam akademik dan berprestasi. Waktu itu, menurut saya, pria
yang tampan adalah pria yang pintar dalam akademik. Seiring berjalannya waktu,
saya mulai berpikir bahwa pria yang hanya pintar saja tidak cukup.
Sejak
tahun 2011 yang lalu, mimpi saya tentang ‘ia’ pun dimulai. Saya sendiri pun
tidak pernah tahu, siapa yang akan hadir di hari-hari saya selanjutnya, sebagai
‘ia’ – sosok pria yang saya mimpikan selama ini.
Ketika
kita memiliki mimpi dan harapan, maka tinggikanlah doa kita pada Tuhan. Selain
usaha kita, hanya doa yang mampu membantu menyampaikan apa yang menjadi mimpi
kita kepada Tuhan.
Friday
I’m In Love
Saya
paling menyukai hari Jumat. Mengapa? Pada hari Jumat, saya seperti menemukan
satu hari yang sangat berbeda dari hari-hari lainnya. Di mana, banyak
wajah-wajah yang tersenyum di sisi jalanan menjelang pukul dua belas siang.
Lebih tepatnya, menjelang shalat Jumat. Sejak kecil, saya selalu suka jika
melihat para bapak dan para pemuda yang sudah rapi dan bersiap untuk
melaksanakan shalat Jumat. Saya pikir, semua pria akan terlihat lebih rapi dan
tampan, ketika mengenakan baju koko, sarung, serta peci di kepalanya.
Di hari
Jumat ini pun, saya terdorong untuk menuliskan apa yang menjadi mimpi saya tentang
‘ia’ selama ini...
‘Ia’ –
adalah pria yang pasti akan menjadi imam untuk saya dan pemimpin di dalam
keluarga. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu saya lihat setiap hari.
‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu mencicipi masakan yang saya buat
untuknya. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan menemani saya ketika saya sedang
merasa bahagia dan ketika saya sedang merasa sedih. ‘Ia’ – adalah pria yang
pasti akan melindungi dan menjaga saya dalam keadaan apapun. ‘Ia’ – adalah pria
yang pasti akan selalu menjadi pendengar pertama puisi-puisi saya yang saya
lagukan. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu saya temani semalam suntuk
ketika dirinya sedang lembur bekerja. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu
mendengar dentingan piano atau keyboard yang saya mainkan untuknya. ‘Ia’ –
adalah pria yang pasti akan selalu saya usili setiap harinya. Tentunya, ‘Ia’ –
adalah pria yang menjadi ayah dari anak-anak saya nanti.
Saya
memiliki mimpi ingin berjalan-jalan ke banyak museum bersama ‘Ia’. Sejak
remaja, saya suka sekali pada hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Saya
pikir, sangat menyenangkan apabila menghabiskan waktu bersama ‘Ia’ dengan
berkunjung ke banyak museum. Pergi jalan-jalan ke museum, naik bus, makan es
krim, lalu jajan makanan di pinggir jalan, hingga langit sore mulai menyapa,
dan kembali pulang membawa tambahan satu cerita hidup antara saya dan ‘Ia’.
Saya
memiliki mimpi ingin pergi umroh dan naik haji bersama ‘Ia’. Tidak ada hal lain
yang lebih membahagiakan ketika kita bisa menjalankan ibadah, datang ke rumah
Allah Swt, bersama pria yang mencintai kita. Tidak ada hal lain yang lebih
menenangkan hati ketika kita bisa menjalankan ibadah bersama pria yang mengajak
kita untuk lebih dekat kepada Allah Swt.
Saya
memiliki mimpi ingin membangun sebuah sekolah walaupun kecil, untuk anak-anak
yatim piatu yang kurang mampu bersama ‘Ia’. Menyisihkan sebagian uang gaji
bulanan kami untuk suatu hal yang nilainya tidak terbatas di mata Allah Swt.
Meski secara duniawi, hasil yang diinginkan mungkin tidak terlalu sesuai
harapan, tapi ‘Ia’ adalah pria yang tetap berdiri tegak bersama saya dan tidak
bosan untuk selalu memotivasi saya untuk terus bergerak di dalam bidang
pendidikan.
Saya
memiliki mimpi ingin mempunyai satu kolam yang berisi ikan dan kura-kura. Saya
suka sekali dengan kura-kura. Binatang reptil yang memiliki keunikan tersendiri
bagi saya. Kolam itu akan menjadi teman untuk saya dan ‘Ia’ menghabiskan waktu
libur bersama-sama di rumah. Mendengarkan gemericik kolam, bersenda gurau
berdua, saling bertukar pikiran, saling belajar, dan saling introspeksi diri
masing-masing.
Saya
memiliki mimpi ingin sekali pergi ‘travelling’ bersama ‘Ia’. Ke tempat wisata
mana saja, terserah ‘Ia’, saya pasti akan ikut. Saya ingin sekali melihat
lumba-lumba yang saling berloncatan di
laut bersama ‘Ia’. Saya ingin sekali melihat bunga edelweis dari atas bukit
bersama ‘Ia’. Saya ingin sekali memandang langit malam dari atas bukit bersama
‘Ia’. Saya ingin sekali naik sepeda bersama ‘Ia’ berkeliling
jalan di pedesaan yang sejuk dan jauh dari keramaian hiruk pikuk kendaraan.
Saya ingin sekali ‘selfie’ bersama ‘Ia’ setiap kami datang berwisata ke suatu
tempat yang indah, lalu foto tersebut akan saya bingkai dengan rapi dan saya
pajang di banyak sudut rumah kami nanti.
Saya
memiliki mimpi ingin sekali pergi kulineran bersama ‘Ia’. Mencari info makanan
yang unik dari internet, lalu saya dan ‘Ia’ segera mencari lokasi tempat
makanan tersebut berada. Menghabiskan banyak menu makanan, hingga kenyang, dan bersendawa
bersama tanpa rasa sungkan satu sama lain.
Saya
memiliki mimpi ingin selalu bisa berbincang-bincang bersama ‘Ia’ setiap
harinya. Membicarakan banyak hal. Pengalaman hidup, cerita masa kecil,
pengalaman menyedihkan, pengalaman menyenangkan, cerita masa sekolah, cerita
masa kuliah, dan cerita masa-masa di mana kami baru kenal. Membicarakan hal
yang belum pernah saya ketahui. Membicarakan hal yang belum saya pahami.
‘Ia’ yang selalu bersedia menjadi sosok
guru, adik, teman, kakak, sahabat, untuk saya.
Saya
memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang
tidak akan pernah bosan memandang wajah ini sekali pun keriput sudah
menyelimuti wajah saya.
Saya
memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang
tidak akan pernah malu berjalan di samping saya, sekali pun badan ini akan
melebar dan tidak lagi slim seperti saat saya muda.
Saya
memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang
bersedia menyuapi makanan dengan sabar ketika saya sedang sakit dan tidak nafsu
makan.
Saya
memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang
bersedia menerima tampang jelek saya ketika bangun tidur atau sedang tidak
mandi beberapa hari karena sedang sakit.
Saya
memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang
tidak akan pernah bosan untuk mengirimkan doanya untuk saya setiap hari,
seandainya saya berpulang pada Tuhan lebih dulu daripadanya.
Mungkin,
tulisan ini belum memberi kesan apa-apa hari ini. Namun, saya selalu yakin, apa
yang kita tulis dengan sepenuh hati, akan selalu menjadi satu hal yang
mengingatkan kita tentang apa yang pernah ada dalam isi pikiran kita di waktu
yang lalu.
Mungkin,
tulisan ini belum berarti apa-apa hari ini. Namun, saya selalu yakin, ada
tahun-tahun di waktu yang akan datang, di mana ‘Ia’ yang menjadi teman hidup
saya, akan menyimpan dengan rapi tulisan saya ini di dalam rak meja kerjanya.
Friday
I’m In Love
Tidak
ada yang lebih membahagiakan hati seorang wanita selain mengisi sisa hidupnya
bersama sosok pria yang tepat dan terbaik, yang dihadirkan Allah Swt hanya
untuknya, dalam suka dan duka.
Flower will bud and bloom again
For you who will be in love
With someone someday...
Salam,
Dhinar
A. Fitriany, 6 Maret 2015, 15:22 WIB
1 comment:
Semoga apa yg diharapkan tentang "ia" terkabul, Aamiin
Post a Comment