Saturday, March 7, 2015

FRIDAY I'M IN LOVE



Setiap orang pasti mempunyai mimpi dalam hidupnya. Begitu juga dengan saya. Bukankah mimpi yang kita punya akan menjadi motivasi tersendiri untuk kita berusaha mewujudkan mimpi tersebut? Bukankah mimpi yang kita punya akan mendorong kita untuk selalu berdoa pada Tuhan? Berharap suatu hari nanti Tuhan akan mewujudkan mimpi kita.

Pada hari Jumat ini, saya ingin berbagi apa yang selama ini menjadi mimpi saya. Lebih tepatnya, satu hal yang menjadi mimpi saya sejak tahun 2011 yang lalu. Sebagai seorang wanita, tentulah saya mempunyai satu cita-cita yang sama seperti wanita lainnya, yaitu dapat menghabiskan sisa usia saya dengan sosok pria yang tepat dan terbaik untuk saya dan keluarga.

Dulu, ketika saya masih duduk di bangku sekolah, seringnya saya hanya tertarik pada pria yang pintar dalam akademik dan berprestasi. Waktu itu, menurut saya, pria yang tampan adalah pria yang pintar dalam akademik. Seiring berjalannya waktu, saya mulai berpikir bahwa pria yang hanya pintar saja tidak cukup.

Sejak tahun 2011 yang lalu, mimpi saya tentang ‘ia’ pun dimulai. Saya sendiri pun tidak pernah tahu, siapa yang akan hadir di hari-hari saya selanjutnya, sebagai ‘ia’ – sosok pria yang saya mimpikan selama ini.

Ketika kita memiliki mimpi dan harapan, maka tinggikanlah doa kita pada Tuhan. Selain usaha kita, hanya doa yang mampu membantu menyampaikan apa yang menjadi mimpi kita kepada Tuhan.

Friday I’m In Love
Saya paling menyukai hari Jumat. Mengapa? Pada hari Jumat, saya seperti menemukan satu hari yang sangat berbeda dari hari-hari lainnya. Di mana, banyak wajah-wajah yang tersenyum di sisi jalanan menjelang pukul dua belas siang. Lebih tepatnya, menjelang shalat Jumat. Sejak kecil, saya selalu suka jika melihat para bapak dan para pemuda yang sudah rapi dan bersiap untuk melaksanakan shalat Jumat. Saya pikir, semua pria akan terlihat lebih rapi dan tampan, ketika mengenakan baju koko, sarung, serta peci di kepalanya.

Di hari Jumat ini pun, saya terdorong untuk menuliskan apa yang menjadi mimpi saya tentang ‘ia’ selama ini...

‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan menjadi imam untuk saya dan pemimpin di dalam keluarga. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu saya lihat setiap hari. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu mencicipi masakan yang saya buat untuknya. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan menemani saya ketika saya sedang merasa bahagia dan ketika saya sedang merasa sedih. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan melindungi dan menjaga saya dalam keadaan apapun. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu menjadi pendengar pertama puisi-puisi saya yang saya lagukan. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu saya temani semalam suntuk ketika dirinya sedang lembur bekerja. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu mendengar dentingan piano atau keyboard yang saya mainkan untuknya. ‘Ia’ – adalah pria yang pasti akan selalu saya usili setiap harinya. Tentunya, ‘Ia’ – adalah pria yang menjadi ayah dari anak-anak saya nanti.

Saya memiliki mimpi ingin berjalan-jalan ke banyak museum bersama ‘Ia’. Sejak remaja, saya suka sekali pada hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Saya pikir, sangat menyenangkan apabila menghabiskan waktu bersama ‘Ia’ dengan berkunjung ke banyak museum. Pergi jalan-jalan ke museum, naik bus, makan es krim, lalu jajan makanan di pinggir jalan, hingga langit sore mulai menyapa, dan kembali pulang membawa tambahan satu cerita hidup antara saya dan ‘Ia’.

Saya memiliki mimpi ingin pergi umroh dan naik haji bersama ‘Ia’. Tidak ada hal lain yang lebih membahagiakan ketika kita bisa menjalankan ibadah, datang ke rumah Allah Swt, bersama pria yang mencintai kita. Tidak ada hal lain yang lebih menenangkan hati ketika kita bisa menjalankan ibadah bersama pria yang mengajak kita untuk lebih dekat kepada Allah Swt.  

Saya memiliki mimpi ingin membangun sebuah sekolah walaupun kecil, untuk anak-anak yatim piatu yang kurang mampu bersama ‘Ia’. Menyisihkan sebagian uang gaji bulanan kami untuk suatu hal yang nilainya tidak terbatas di mata Allah Swt. Meski secara duniawi, hasil yang diinginkan mungkin tidak terlalu sesuai harapan, tapi ‘Ia’ adalah pria yang tetap berdiri tegak bersama saya dan tidak bosan untuk selalu memotivasi saya untuk terus bergerak di dalam bidang pendidikan.

Saya memiliki mimpi ingin mempunyai satu kolam yang berisi ikan dan kura-kura. Saya suka sekali dengan kura-kura. Binatang reptil yang memiliki keunikan tersendiri bagi saya. Kolam itu akan menjadi teman untuk saya dan ‘Ia’ menghabiskan waktu libur bersama-sama di rumah. Mendengarkan gemericik kolam, bersenda gurau berdua, saling bertukar pikiran, saling belajar, dan saling introspeksi diri masing-masing.

Saya memiliki mimpi ingin sekali pergi ‘travelling’ bersama ‘Ia’. Ke tempat wisata mana saja, terserah ‘Ia’, saya pasti akan ikut. Saya ingin sekali melihat lumba-lumba yang saling berloncatan  di laut bersama ‘Ia’. Saya ingin sekali melihat bunga edelweis dari atas bukit bersama ‘Ia’. Saya ingin sekali memandang langit malam dari atas bukit bersama ‘Ia’. Saya ingin sekali naik sepeda bersama ‘Ia’ berkeliling jalan di pedesaan yang sejuk dan jauh dari keramaian hiruk pikuk kendaraan. Saya ingin sekali ‘selfie’ bersama ‘Ia’ setiap kami datang berwisata ke suatu tempat yang indah, lalu foto tersebut akan saya bingkai dengan rapi dan saya pajang di banyak sudut rumah kami nanti.

Saya memiliki mimpi ingin sekali pergi kulineran bersama ‘Ia’. Mencari info makanan yang unik dari internet, lalu saya dan ‘Ia’ segera mencari lokasi tempat makanan tersebut berada. Menghabiskan banyak menu makanan, hingga kenyang, dan bersendawa bersama tanpa rasa sungkan satu sama lain.

Saya memiliki mimpi ingin selalu bisa berbincang-bincang bersama ‘Ia’ setiap harinya. Membicarakan banyak hal. Pengalaman hidup, cerita masa kecil, pengalaman menyedihkan, pengalaman menyenangkan, cerita masa sekolah, cerita masa kuliah, dan cerita masa-masa di mana kami baru kenal. Membicarakan hal yang belum pernah saya ketahui. Membicarakan hal yang belum saya pahami. ‘Ia’  yang selalu bersedia menjadi sosok guru, adik, teman, kakak, sahabat, untuk saya.

Saya memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang tidak akan pernah bosan memandang wajah ini sekali pun keriput sudah menyelimuti wajah saya.

Saya memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang tidak akan pernah malu berjalan di samping saya, sekali pun badan ini akan melebar dan tidak lagi slim seperti saat saya muda.

Saya memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang bersedia menyuapi makanan dengan sabar ketika saya sedang sakit dan tidak nafsu makan.

Saya memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang bersedia menerima tampang jelek saya ketika bangun tidur atau sedang tidak mandi beberapa hari karena sedang sakit.

Saya memiliki mimpi ingin menghabiskan sisa usia saya dengan ‘Ia’ – sosok pria yang tidak akan pernah bosan untuk mengirimkan doanya untuk saya setiap hari, seandainya saya berpulang pada Tuhan lebih dulu daripadanya.  

Mungkin, tulisan ini belum memberi kesan apa-apa hari ini. Namun, saya selalu yakin, apa yang kita tulis dengan sepenuh hati, akan selalu menjadi satu hal yang mengingatkan kita tentang apa yang pernah ada dalam isi pikiran kita di waktu yang lalu.

Mungkin, tulisan ini belum berarti apa-apa hari ini. Namun, saya selalu yakin, ada tahun-tahun di waktu yang akan datang, di mana ‘Ia’ yang menjadi teman hidup saya, akan menyimpan dengan rapi tulisan saya ini di dalam rak meja kerjanya.

Friday I’m In Love
Tidak ada yang lebih membahagiakan hati seorang wanita selain mengisi sisa hidupnya bersama sosok pria yang tepat dan terbaik, yang dihadirkan Allah Swt hanya untuknya, dalam suka dan duka.

Flower will bud and bloom again
For you who will be in love
With someone someday...

Salam,
Dhinar A. Fitriany, 6 Maret 2015, 15:22 WIB

1 comment:

Anonymous said...

Semoga apa yg diharapkan tentang "ia" terkabul, Aamiin