Sunday, August 23, 2015

Aku dan Kau adalah Kita

Aku sering berpikir
Apa sungguh-sungguh
Aku memiliki orang yang disebut sahabat?

Ketika ada banyak orang
yang sering berpergian bersama
Lantas menghabiskan waktu
untuk sekedar berbelanja
barang-barang yang kebetulan
jadi hal sama favorit mereka
Seringnya orang-orang itu berkata
Ya, mereka sahabatku

Ketika ada banyak wanita seusiaku
yang sering berfoto bersama
Setelah membeli setelan baju indah
di toko ternama
Lantas memajangnya di media sosial
Seringnya orang-orang itu berkata
Ya, mereka sahabatku

Ketika ada banyak orang
Memiliki pemikiran yang sama
Hingga tak lagi pernah ada
apa yang disebut pertikaian ucapan
Seringnya orang-orang itu berkata
Ya, mereka sahabatku

Lantas semua itu
Jadi hal yang kupikirkan dalam-dalam
Hingga aku memberanikan diri
bertanya pada ia yang disebut;
hati kecil manusia
Sungguhkah sahabat hanyalah
orang-orang yang sering berjalan
bersamaku?
Sungguhkah sahabat hanyalah
orang-orang yang sepemikiran denganku?
Sungguhkah sahabat hanyalah
orang-orang yang tak pernah bertikai
denganku?

Ketika ada banyak orang
yang menjawab bahwa ia memiliki
begitu banyak sahabat
Aku hanya mencoba
menimbangnya dalam hati
Sebegitu mudahkah menjadikan tiap orang
yang sekedar dekat kepadaku
Lantas kusebut sahabat?

Jelekku, tak pernah percaya
apa yang disebut sahabat
Dunia ini terlalu sempit
untuk mengukur kebaikan seorang teman

Aku hanya pahami
Ia; teman baikku - teman lamaku yang masih mengingatku hingga hari ini dan mau bercengkrama berbagi kisah hidupnya padaku
Ia; teman baikku - temanku yang dulu pernah bertikai pendapat padaku namun hari ini kita tetap bercerita bersama berbagi pemikiran
Ia; teman baikku - teman kecilku yang masih mau bertemu muka kepadaku meski sesibuknya ia hari ini
Ia; teman baikku - teman lamaku yang mengingat ulangtahunku dan mendoakanku diam-diam dari kejauhan meski tak teriring ucapan tertulis untukku
Ia; teman baikku - teman lamaku yang jarang berkomunikasi denganku namun satu waktu dia bercerita banyak hal tentang kehidupan barunya dan mengajakku mengenang masa-masa sewaktu kami sekolah dulu
Ia; teman baikku - temanku yang selalu membuatku tersenyum ketika membuka telepon selularku dan melihat kiriman sesuatu yang lucu darinya di kala ku suntuk dengan pekerjaanku
Ia; teman baikku - teman kecilku yang sangat jarang bertemu meski rumah kami berdekatan namun ia tak pernah bosan menorehkan momen-momen baik di hari istimewaku
Ia; teman baikku - yang selalu melupakan bentuk perselisihanku dengannya di waktu yang lalu hingga tak lagi sadar di waktu yang lalu kami pernah bermusuhan
Ia; teman baikku - yang tak lupa bahwa nama diriku ada di dalam hidup dan kehidupannya

Aku tak pernah menyebutmu sahabat
Aku hanya sangat tahu
Kau, teman baikku

Aku dan kau adalah;
KITA

(Dhinar A. Fitriany, Kamis 9 Juli 2015, 10:00 WIB)

No comments: