Sunday, August 23, 2015

Maaf Ini Aku Bukan Ia

Mungkin kau mengira
Aku rajin menonton film terbaru di bioskop
Nyatanya kau melihatku menahan kantuk
di bangku sampingmu
Dengan senyuman yang kurasa paling baik
untukmu dalam remang cahaya bioskop
yang aku sendiri tak yakin apakah itu bisa membuatmu merasa nyaman duduk
di sampingku
Maaf ini aku bukan ia

Mungkin kau mengira
Aku senang berbelanja pakaian trendi
yang sedang tenar di majalah-majalah
Lantas kau menawariku sebuah gaun
yang sangat cantik warnanya
pun mahal harganya
Nyatanya kau hanya melihatku menggelengkan kepala
Dengan seribu pikiran kau memaknai bahwa
gaun itu tak kusukai
Lalu kuajak kau ke toko lain
yang lebih sederhana namun miliki koleksi pakaian yang membuatku nyaman dan kau rasa itu tak terlalu bagus untukku
Maaf ini aku bukan ia

Mungkin kau mengira
Aku seorang yang rajin mengeluarkan sebagian uang jajanku untuk menonton konser lalu berloncat-loncat ria untuk seorang penyanyi pujaan kebanyakan orang
Nyatanya aku hanya seorang yang berpikir beribu kali mengeluarkan sebagian
uang jajanku teruntuk sebuah konser sederhana nan tenang yang kata orang adalah musik pengantar tidur
Maaf ini aku bukan ia

Mungkin kau mengira
Aku seorang yang modis
dengan tampilan yang selalu kekinian
ala gadis-gadis masa sekarang
Nyatanya kau lagi-lagi salah
Aku hanya seorang yang lebih suka mengenakan apa yang kurasa nyaman
pun cocok untuk diriku
Lantas kau memintaku
memoles gincu merah
agar aku terlihat cantik
Nyatanya di depan cermin
Aku hanya saja seolah melihat
Sebentuk wajah dengan riasan
yang mungkin membuat seorang bayi
hanya menangis kencang
Maaf ini aku bukan ia

Pun aku adalah aku
Pun jika aku tak manis rupawan
Hanya saja aku tetap ciptaan-Nya
Pun aku adalah aku
Pun jika aku tak tampil kekinian
Hanya saja aku kembangkan pemikiranku agar aku tak jadi manusia yang kolot
Pun aku adalah aku
Pun jika aku tak pernah menyiapkan
seribu kejutan menarik untukmu
Hanya saja kau tak perlu khawatir
Akan doaku untuk keselamatanmu

Pun aku adalah aku
Maaf ini aku bukan ia

Pun aku adalah aku
Aku ada untuk doa keselamatan untukmu
Pun aku adalah aku
Aku ada untuk kerinduan hatimu
Pun aku adalah aku
Aku ada untuk kebahagiaan sederhana
di harimu
Pun aku adalah aku
Aku ada untuk menggenggam tanganmu
ketika kakimu terantuk kerikil kehidupan
Pun aku adalah aku
Aku ada untuk kenyataan hidupmu
yang kadang tak selalu bahagia
Pun aku adalah aku
Aku ada untuk memori terbaik
di hari tuamu kelak
Pun aku adalah aku
Aku ada untuk tetap berdoa
Agar Tuhan selalu melindungimu
Jika kelak duniaku telah berpulang
lebih dulu dari duniamu

(Dhinar A. Fitriany, 26 Juli 2015, 15:37 WIB)

No comments: