Now, I found, that the world is round
and of course it rains everyday.
Living tomorrow, where in the world will I be tomorrow?
How far am I able to see?
Or am I needed here?
If I remember all of the things I have done,
I'd remember all of the times I've gone wrong.
Why do they keep me here?
(Declan Galbraith- World)
Sebenarnya post saya kali ini karena terinspirasi dari lirik lagu “World” yang dinyanyikan oleh Declan Galbraith. Dunia dan kita itu sebenarnya adalah sahabat karib. Di saat kita lahir dan menatap dunia, kita belum tahu seperti apa dunia itu. Bahkan, rupa kita sendiri saja kita tidak tahu. Hanya orangtua dan orang di sekitar kita yang saat itu tahu bagaimana kita. Lalu, seiring waktu kita tumbuh, berlari, bercanda dengan orang di sekitar, namun kita saat itu masih belum tahu seperti apa dunia itu. Dunia yang kita pijaki ini. Kemudian, beberapa tahun berjalan, di mana kita sudah menemukan masalah dalam kehidupan kita, dunia mulai terlihat samar di mata kita. Meski samar kita sudah mulai bagaimana dunia itu. Tapi, dunia saat itu masih tertawa kepada kita.
Dunia berkata saat itu, “Hai, Nak kau belum tahu aku seperti apa. Nanti, sabar. Kau akan benar-benar tahu aku seperti apa seiring kau juga tahu seperti apa dirimu untukku.”
Kala itu, mungkin kita hanya tahu dunia dari luar. Di saat kita duduk di sekolah dan membuka ensiklopedia. Wow, ini yang namanya bola dunia. Bulat. Dan aku tinggal di negara ini. Ya, ya aku mulai paham denganmu dunia. Kita berujar dalam hati. Di saat itu, kawan sejawat kita mengajak kita untuk bermain bersama. Kembali, kita menutup ensiklopedia itu. Saat itu pun, dunia berkata, “Nak, kau mulai paham dengan fisikku. Namun, kau masih harus belajar seperti apa aku ini. Aku mengikuti dirimu, Nak. Jika kau paham dirimu, kau akan paham tentang aku, dan kenapa kau ada bersamaku.“
Kita pun berjalan menelusuri waktu, hingga usia kita akhirnya mencapai kepala dua. Wahai dunia, apa yang kau maksud dari dirimu itu? Di kala masalah yang lebih berat muncul dalam hari-hari kita, kita pernah melakukan kesalahan pada orang lain, dan ketika itu orang lain memaafkan kesalahan kita, dan kita bersama kembali dengan mereka. Bersama menjalani kehidupan. Semakin hari kita tahu seperti apa kita. Diri kita, pemikiran kita, tingkat kedewasaan kita, dan seberapa besar orang lain menyayangi kita. Kita tahu bagaimana caranya menahan ego, kita tahu bagaimana menghormati orang lain, kita tahu bagaimana memberikan hal yang baik untuk orang terdekat kita, kita tahu bagaimana tersenyum dengan orang-orang di sekitar kita, yah..saat itulah dunia menepuk pundak kita, dan berkata, “Hai, Nak..akhirnya kau tahu juga seperti apa aku. Aku tak ingin kau hanya melihatku dari fisikku saja. Tapi, aku ingin kau mengenalku lebih jauh lagi. Karena aku yang selalu berada di sekitarmu. Tuhan menyediakan aku sebagai wahana agar kau menemukan siapa dirimu. Sebagai tempat di mana orang-orang yang kau sayangi selalu berada di dekatmu. Sebagai tempat di mana kau tahu seberapa tinggi tingkat kedewasaanmu. Dan, tentu sebagai tempat kenapa sampai saat itu kau dibutuhkan oleh orang-orang yang kau kasihi. Jika kau menemukan siapa kamu, maka kau akan tahu seperti apa aku, dunia. Aku perantara antara kau dengan Tuhan, dan kau dengan orang-orang yang mencintaimu, Nak…”
Ya, dunia selalu bersama kita. Hingga kita kembali pada-Nya kelak, Dunia mengenal kita jika kita mengenal diri kita. Sampai kapan pun.
By Dhinar A.F (Juli 2011)
No comments:
Post a Comment