Wednesday, July 7, 2010

WINE DAN AIR PUTIH


Wine dan Air Putih
Oleh : Dhinar Ajeng Fitriany

Matanya begitu mencolok melihatku
Ada apa? Tanyaku sendiri.
Apakah wajahku terlihat bermuram durja?
Ah tidak. Kurasa
Mungkin dia merasa asing kepadaku.
Tapi apa mungkin?
Biar saja.
Wajahku ini yang asing baginya. Kurasa.



Seorang pelayan pria menghampiriku.

Dia tampak heran saat aku hanya memesan segelas air putih saja.
Aku tak minta menu lainnya.
Padahal kutahu ini restaurant termahal di negara ini.

Kembali
Kembali
Kulihat walau sebentar ke arahnya.
Ah.
Kenapa dia melihatku lagi?
Aku tak peduli.
Kuraih kaca kecil dalam tasku.
Apa wajahku terlihat amat jelek di matanya?
Sehingga dia begitu terheran-heran melihat wajah itik buruk rupaku
Di tempat semegah ini?
Tega sekali kalau begitu.




Pelayan datang kepadaku
Dengan segelas air putih dan sebuah jeruk.
Kembali kulihat pria bergelas wine di seberangku.
Dia melihatku. Lagi


Kali ini aku benar-benar tak bisa menahan rasa tanyaku.
Kuhampiri dia.
Tapi, tak kugebrak mejanya seperti di film-film pada umumnya di negaraku.
Aku hanya menatap dia sambil tersenyum tipis.

Dia mengulurkan tangannya.
Berjabat tangan? Tanyaku.
Orang jahat tak mungkin mau dia berjabat tangan dengan orang yang ingin dilukainya.
Baiklah aku berpikir bahwa dia orang baik.

Maaf
Hanya itu katanya padaku
Untuk apa? Tanyaku lagi.
Karena kau terlihat mengintaiku sejak tadi?
Ya. Begitulah. Jawabnya
Kau asli dari negara ini?
Ya. Jawabnya singkat.
Oh. Jawabku lebih singkat darinya.
Kau cantik. Aku jujur padamu. Katanya
”Aha dia mulai gombal seperti pria berambut gimbal yang kukenal dahulu. Tidak.”
Ah, terimakasih.
Boleh aku berguru padamu?
Berguru apa?
Ya, berguru agar aku bisa minum air putih setiap harinya.
Hah? ”orang aneh”
Tinggal kau minum saja air putih itu. Tak perlu kau berguru padaku.
Air putih ini memang air biasa, tapi apa kau tahu makna sebenarnya jika kita bisa melihat betapa luar biasanya air putih ini? Bening, jernih, dan sangat cantik jika tertimpa cahaya lampu di pinggiran lautan..Kau tahu itu?
Kau berlebihan.
Aku tidak berlebihan. Aku jujur.
Karena aku minum wine sehingga kau tidak percaya pada mulutku ini?
Aku hanya tersenyum tipis.
Dia menghela nafas panjang.
Kenapa? Tanyanya.
Tidak apa.
Hmm.. jadi apakah kau mau mengajarkanku untuk minum air putih setiap harinya?
Sudah kubilang tadi kau tidak perlu belajar untuk minum air putih itu.
Mudah.
Hmm..baiklah. ternyata pikiranku selama ini tentang dirimu belum tepat.
Aku hanya ingin minta kau mengajarkanku, tidak lebih. Kurasa kau yang berlebih hey gadis..
Aku tidak marah. Aku tidak kesal. Aku kecewa.
Kenapa tiap wanita yang kutemui hanya melihatku dari wine yang kugenggam saja?

No comments: