Thursday, November 28, 2013

NOSTALGIA DENGAN MAYAT HIDUP

Sorot mata itu
membuka kembali
satu harapan lamaku
yang sudah terlewati
beberapa silam

Hendak ku sapa
si pemiliki sorot tajam mata itu
hanya saja keraguanku
lebih menyelimuti akal logikaku
hanya mimpi
bila yang sudah terkubur lama
berdiri ringkih di selasar gedung
dengan baju compang-camping
mengharap ada koin-koin
dari penderma
detik ini
meski tak kupungkiri
aku hampir terhipnotis nostalgia lama
karena tatapan matanya

Ketika masa berkasih
jadi menu terbaik
yang jadi asupanku setiap hari
Ketika masa bersua
jadi resep termujarab
ketika badanku terbujur lemah
di ranjang rumah sakit itu

Ya, suster itu!
Ah, aku lupa namanya
Tapi jelas sorot mata tajam itu
membuatku terbeku

Apakah ia masih mengingatku?
Apakah dia juga ragu untuk menyapaku?
Beberapa silam,
ketika aku telah kembali sehat
dan aku harus
meninggalkan rumah sakit
Kutinggalkan kenanganku dalam lorong-lorong rumah sakit
Ketika masa bermanja
meminta suster terkasihku
untuk menemaniku
berkeliling
menyemangatiku
ketika amputasi kaki kiriku
harus jadi jalan yang kupilih
Ledakan bom itu
terlalu merebus saraf-saraf di sekujur kaki kiriku

Ketika untuk pertama kalinya
Aku menangis di hadapan
seorang wanita
Ia hanya tertawa menyindir
Seolah seorang tentara
tidak boleh menangis
hanya karena kakinya
di amputasi
Kurasa dia sungguh tega
sebagai perawat
mengatakan
amputasi tak membuatku
jadi mayat hidup
dalam kehidupan

Bahkan, aku tak sama sekali
mengerti kata-kata
filsafatnya itu

Hingga kali ini
Siang ini
Aku tahu
Mengapa ia berkata seperti itu
dulu..

Hidup tanpa keluarga
Berumur tanpa tahu
sanak saudara
Menua dalam kesendirian
Hingga mengikhlaskan dalam-dalam cinta
yang dirasa
untuk membahagiakan
sesamanya
Akan berujung seperti
mayat hidup dalam
kehidupan

Ya, kali ini suster itu
tersenyum padaku
seolah ia juga membaca
nostalgia lama
yang terputar di pikiran
masing-masing
dan ketika ia hanya lewat di hadapanku
menatapku dengan harapan
yang masih penuh
melihatku terduduk tegak
di kursi roda
dengan seorang wanita kaya
yang kupinang beberapa silam

Tanpa menengadahkan
telapak tangannya
Tanpa berharap ada koin-koin
diletakkan untuknya
dari tas termahal milik istriku

Ya, suster itu!
Tak salah lagi
Itu dia!
Nostalgia lamaku
yang kini menjadi
mayat hidup
dalam kehidupan

Nostalgia lama
yang hanya menebar senyum
saat kembali
dari beberapa silam

No comments: