Sunday, August 23, 2015

Filosofi - yang Kembali

Derap langkah kakinya
Menggema penuhi
Lorong panjang
Berhias sederetan foto-foto
yang sesekali bergerak
ikuti hembusan angin yang mengajaknya

Di tengah lorong
Ia berdehem pelan
Menghentikan langkahnya
yang sebenarnya berjalan gontai
dari muka lorong

Kenapa kau tidak pergi?
Katanya tanpa menoleh
lalu ia benar-benar berhenti

Aku sudah pergi sejak kau melangkah
Kata seseorang di belakangnya

Kenapa kau masih ada di sana?
Katanya lagi setengah menoleh
Tangannya mulai mengepal kuat

Aku sudah pergi sejak kau melangkah
Kata seseorang di belakangnya
lagi

Kubilang kau pergi!
Apa kau tidak dengar?
Kali ini ia menoleh dengan raut wajah merah

Aku sudah pergi
Apa kau masih merasa kita berjalan bersama-sama sejak tadi?
Kata seseorang di belakangnya
dan tersenyum

Ia tertegun cermati ucapan seseorang
yang ada di belakangnya
Mulutnya terbuka namun terkunci
tak berkata-kata

Aku sudah pergi sejak kau melangkah
Satu demi satu beri jarak
Kau dan aku
Tapi tempatku memang di sini
Aku tak mengikutimu
Aku tak mengendap-endap di belakangmu

Kenapa kau masih di sana?
Katanya tanpa menatap pada orang
yang jauh ada di hadapannya
Kali ini

Tempatku memang di sini
Agar saat kau kembali
Kau tak lupa
siapa yang jadi
tempatmu berpulang
Kata seseorang dari kejauhan
yang tersenyum padanya

Kenapa kau tidak pergi?
Katanya kali ini menunduk

Tempatku memang di sini
Untuk menunggu yang kembali padaku

Derap langkah kakinya
Kini menghilang
Tak lagi bergema
Hanya dua pasang mata
yang saling memandang
Berbatas pada kepentingan

(Dhinar A. Fitriany, 6 Mei 2015, 14:26 WIB)

No comments: